PREDIKSI ANCAMAN PEREKONOMIAN INDONESIA - Awas, Suku Bunga Tinggi dan Membengkaknya CAD

Jakarta-Kondisi suku bunga tinggi dan melebarnya defisit transaksi berjalan (current account deficit-CAD) menjadi anacaman perekonomian Indonesia pada tahun ini, setelah bank sentral AS (The Fed) resmi mengumumkan kenaikan suku bunga acuannya 0,25% menjadi 1,5%-1,75%` Sementara itu, maraknya impor berbagai komoditas (garam dan semen) serta serbuan baja impor dari China diprediksi akan menghambat perbaikan defisit perdagangan Indonesia.

 NERACA

Menurut laman CNN.com kemarin (22/3), bank sentral Amerika Serikat (The Fed) resmi menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5%-1,75% sesuai kebijakan Gubernur The Fed  Jerome Powel. Namun, kenaikan ini merupakan keenam kalinya ketika bank sentral AS itu mulai mengetatkan kebijakan moneternya sejak Desember 2015.  "Prospek ekonomi menguat dalam beberapa bulan terakhir," demikian bunyi pengumuman resmi The Fed.

Powell mengatakan, pihaknya akan tetap berada di jalur untuk menaikkan suku bunga secara bertahap. Selain itu juga mewaspadai inflasi. "Kami mencoba mengambil jalan tengah di sini,” ujarnya.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal di Jakarta pekan ini, mengatakan ekspor komoditas sawit yang menjadi andalan utama Indonesia menghadapi berbagai ancaman proteksi di berbagai negara, khususnya Eropa, Amerika, bahkan negara importir terbesar India.

Menurut dia, kondisi ini menjadi peringatanbagipemerintahagar segera menempatkan upaya peningkatan daya saing industri manufaktur secara komprehensif sebagai agenda utama ke depan. ”Bukan sekadar memperkuat neraca perdagangan, tetapi juga untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Berdasarkan data BPS terbaru, defisit pada Februari 2018 mencapai US$120 juta, maka total defisit dalam tiga bulan berturut-turut sejak Desember 2017 menjadi kumulatif US$1,1 miliar. Menurut Faisal,  defisit perdagangan selama tiga bulan berturut-turut ini adalah pertama kali terjadi sejak 2014.

CORE Indonesia memandang kondisi ini patut mendapatkan perhatian serius pemerintah setidaknya karena tiga alasan. Pertama, net ekspor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi selama 2017 dengan pertumbuhan 21% berpotensi memberikan sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini. ”Artinya, upaya mencapai pertumbuhan ekon omi yang lebih tinggi tahun ini menjadi semakin sukar,” ujarnya.

Kedua, defisit perdagangan akan semakin mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan (CAD) yang menjadi salah satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar rupiah, selain faktor eksternal misal, penaikan suku bunga acuan The Fed.  Ketiga, belum ada peningkatan kinerja industri manufaktur secara berarti, terutama indus tri yang berorientasi ekspor.

Faisal menuturkan, defisit perdagangan dalam tiga bulan terakhir setidaknya didorong oleh dua faktor, yakni pelebaran defisit migas dan penyempitan surplus nonmigas. Pelebaran defisit migas terjadi akibat peningkatan impor migas yang didorong oleh kenaikan harga minyak dunia.

Menurut dia, pelebaran defisit migas sebenarnya sudah terjadi sejak Februari 2016 seiring dengan harga minyak yang mulai bergerak naik dari US$30/barel pada Januari 2016 menjadi US$64/barel pada Februari 2018, bahkan sempat menyentuh di atas US$70/barel pada Januari lalu.

Akibatnya, menurut dia, defisit migas pada Februari 2016 hanya US$10 juta  meningkat menjadi US$870juta pada Februari 2018. Adapun di sisi nonmigas, ekspor manufaktur yang sejak Januari 2016 mengalami tren kenaikan dalam tiga bulan terakhir mengalami kontraksi sebesar 11% dari US$11,5 miliar pada November 2017 menjadi US$10,3 miliar pada Februari 2018.

”Ekspor tambang mengalami peningkatan sejak paruh kedua 2016 dalam dua bulan terakhir, juga ikut terkoreksi 15,3% dari US$2,7 miliar (Desember 2017) menjadi US$2,3 miliar (Februari2018),” ujarnya. Bahkan, ekspor pertanian mengalami penurunan lebih tajam sebesar 25,6% dalam tiga bulan terakhir. Sementara ekspor manufaktur tumbuh lemah 12% dalam setahun terakhir periode Maret 2017-Februari 2018 dan impor tumbuh lebih cepat sebesar 18,7% pada periode sama.

Impor Semen

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mochamad Hekal pernah meminta pemerintah untuk menghentikan impor semen sebagai bahan baku dalam pembangunan sejumlah infrastruktur yang tengah digenjot saat ini.

Hekal beralasan, impor semen di tengah produksi semen dalam negeri yang sangat berlimpah tidaklah masuk akal. "Yang pasti, kita produksi semen berlebih dan kita sedang membangun (infrastruktur), impor semen stop dulu lah sampai produksi nasional tidak bisa memenuhi kebutuhan," ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, ungkap dia, angka produksi semen dalam negeri saat ini mampu untuk menopang proyek-proyek infrastruktur. Jadi, sambung dia, tak perlu mengimpor semen dari luar jika dilihat angka produksi semen dalam negeri saat ini.

Namun, Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto pernah mengatakan, Indonesia membutuhkan tambahan pasokan semen sekitar lima juta ton per tahun. Tambahan tersebut untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi rata-rata 10% per tahun.

Dia menjelaskan, pertumbuhan konsumsi tersebut harus diimbangi oleh industri semen dengan investasi baru dan menambah kapasitas produksi. Karena itu, industri pun umumnya telah investasi dan membangun pabrik baru untuk mengantisipasi permintaan semen yang terus naik. Biasanya, pembangunan setiap pabrik setidaknya membutuhkan waktu 2-3 tahun.

Meski demikian, Kementerian Perdagangan melalui Permendag terbaru No 07/2018 yang ditandatangan Mendag Enggartiasto Lukita, mengatur impor semen clinker dan semen, lengkap dengan segala persyaratan termasuk harus menggunakan importir terdaftar.

Impor Garam

Sementara itu, Pelaksana tugas Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Perekonomian, Elen Setiadi, membantah anggapan bahwa keputusan menambah kuota impor garam industri dari 2,2 juta menjadi 3,7 juta ton menyalahi prosedur.

Menurut dia, keputusan dibuat dengan melibatkan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rapat koordinasi tingkat menteri yang digelar pada Jumat pekan lalu di kantornya. “KKP (Kementerian Koordinator Perekonomian) diundang, ada Dirjen yang datang,” ujarnya kepada pers, beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti mengatakan keputusan menambah kuota impor itu melebihi rekomendasinya, yang hanya 2,1 juta ton. Menurut Susi, rekomendasinya didasari stok garam, yang saat ini 349 ribu ton, dan akan bertambah 1,5 juta ton sepanjang tahun. Impor yang direkomendasikan itu untuk menutup defisit kebutuhan garam sekitar 3,98 juta ton.

Adapun Menko Perekonomian Darmin Nasution beralasan penambahan kuota impor dilakukan berdasarkan masukan dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Menurut Darmin, kedua kementerian menerima masukan dari pelaku usaha yang kesulitan memperoleh bahan baku. “Mendag yang menginisiasi, meminta agar rekomendasi tak perlu lagi harus minta Kementerian Kelautan setiap kali impor,” ujarnya.

Menurut Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Muzdalifah, ada potensi produksi garam domestik berkurang karena cuaca sedang basah.

Namun, Menperin Airlangga Hartarto meyakinkan ada celah importasi garam tak perlu melalui Kementerian Kelautan. Dia menyebutkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, Undang-Undang Penanaman Modal, dan Undang-Undang Perdagangan. “Kami akan mempermudah importasi bahan baku garam untuk industri,” ujarnya.

Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat menolak keputusan penambahan volume impor garam tanpa rekomendasi Kementerian Kelautan. Sedangkan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia menilai rencana impor itu merupakan bentuk ketidakseriusan pemerintah mencapai swasembada.

Impor Baja

Sementara itu, pabrikan baja dalam negeri mengkhawatirkan impor baja dari China akan bertambah seiring dengan rencana pemerintah Amerika Serikat untuk mengenakan bea masuk impor baja dari Asia. Saat ini, pemerintah Negeri Paman Sam itu tengah membahas pengenaan bea masuk untuk menekan impor baja dan aluminium dari negara-negara Asia, terutama dari China.

 “Dikhawatirkan alokasi ekspor China yang tadinya dijual ke pasar AS akan dialihkan ke pasar ASEAN, termasuk Indonesia,” ujar Purwono Widodo, Ketua Cluster Flat Product Asosiasi Besi dan Baja Indonesia (IISIA), belum lama ini.

Purwono menuturkan saat ini ekspor baja China ke Indonesia dirasakan menurun karena alokasi ekspor dipotong untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Selain itu, penutupan pabrik-pabrik baja di China yang tidak ramah lingkungan juga ikut mempengaruhi penurunan alokasi ekspor.

Berdasarkan data Worldsteel, sepanjang tahun lalu produksi baja China tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,69% dari 786,9 juta ton menjadi 831,7 juta ton. Secara total, produksi baja dunia mencapai 1,69 miliar ton, naik 5,3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kejar Pajak Tambang !

    Usaha menaikkan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) seperti royalti dari perusahaan tambang batubara merupakan sebuah tekad…

Pemerintah Berutang 2 Tahun?

  Wajar jika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kaget saat mendengar kabar bahwa Kementerian Perdagangan belum…

Hilirisasi Strategis bagi Ekonomi

Menyimak pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 5,4 persen ditopang oleh sektor manufaktur yang mampu tumbuh sebesar 4,9…