BNI Targetkan Pertumbuhan Kredit Hingga 16%

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT. Bank Negara Indonesia Persero Tbk (BNI) membidik pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 13-16 persen (tahun ke tahun/yoy) pada 2018 dari pencapaian 2017 yang sebesar 12,2 persen (yoy) atau Rp441,31 triliun. "Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi domestik di 5,3-5,5 persen (yoy) tahun ini, maka BNI menargetkan pertumbuhan pinjaman 13-16 persen," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Jakarta, Selasa (20/3).

Selain target pertumbuhan kredit 13-16 persen, perbankan yang banyak mengandalkan bisnis pengelolaan dana pegawai (payroll) itu juga menargetkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) 13-15 persen. Kemudian pertumbuhan kualitas kredit ingin dijaga BNI dengan menurunkan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) ke 2,3-2,5 persen dengan biaya pencadangan (coverage ratio) menjadi sebesar 150-155 persen.

Kualitas intermediasi perbankan BNI terlihat ekspansif, terindikasi dari target rasio kredit terhadap pendanaan (Loan to Deposit Ratio/LDR) yang sebesar 88-92 persen, atau nyaris mendekati batas maksimum LDR yang ditentukan Bank Indonesia di 80-92 persen. Sedangkan tingkat profitabilitas BNI, terlihat dari target keuntungan dari aset (return on asset/RoA) yang sebesar 2,6-2,8 persen dan keuntungan dari equitas (return on equity/RoE) yang sebesar 16-17 persen di 2018. Adapun sepanjang 2017, BNI mencatat laba bersih konsolidasian sebesar Rp13,62 triliun, tumbuh 20,1 persen dibandingkan Rp11,34 triliun pada 2016.

Disamping itu, BNI juga membagikan 35 persen dividen atau senilai Rp4,76 triliun dari laba periode 2017 sebesar Rp13,6 triliun. Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni mengatakan nilai tersebut terdiri atas 25 persen atau Rp3,4 triliun digunakan sebagai dividen dan 10 persen atau Rp1,36 triliun ditetapkan sebagai dividen spesial. "Sedangkan sebesar 65 persen atau Rp8,85 triliun ditetapkan sebagai laba ditahan," ujar dia.

Dalam rapat ini juga perseroan menetapkan rencana aksi perseroan (recovery plan) sebagai bank sistemik. Hal ini sesuai permintaan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Peraturan OJK (POJK) Nomor 14/POJK.03/ 2017 tentang Rencana Aksi (Recovery Plan) bagi Bank Sistemik. Dari rencana itu, BNI memutuskan akan menerbitkan surat utang subordinasi pada 2018. Namun, Baiquni belum merinci nilai emisi dari surat utang tersebut.

 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…