Ombudsman: Penyalahgunaan Data Kependudukan Karena Tiada UU

Ombudsman: Penyalahgunaan Data Kependudukan Karena Tiada UU 

NERACA

Jakarta - Ombudsman RI menilai penyalahgunaan data kependudukan untuk registrasi nomor seluler disebabkan tidak adanya perundang-undangan yang bersifat fundamental dalam perlindungan data pribadi.

Pemerintah didorong, baik sendiri mau pun bekerja sama dengan DPR, untuk segera melakukan perbaikan yang bersifat sistemik guna melindungi warga negara sebagai subyek data."Penundaan berlarut dalam pembentukan regulasi untuk melindungi warga negara sebagai subyek data merupakan maladministrasi yang dapat merugikan warga negara secara luas," ujar Anggota Ombudsman Alamsyah Saragih dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (20/3).

“Rancangan undang-undang perlindungan data pribadi harus dapat memastikan hak subyek data terlindungi dalam penyimpanan, pemrosesan, pemanfaatan, hingga pemusnahan data pribadi,” tambah Alamsyah Saragih.

Kementerian Komunikasi dan Informatika diminta segera mengatur kewajiban untuk memutakhirkan sistem keamanan TI di semua institusi, termasuk institusi pemerintahan dan korporasi yang berhubungan dengan penggunaan data pribadi.

Ombudsman juga meminta Kemkominfo memastikan semua operator telekomunikasi dan penjual kartu prabayar menghentikan penggunaan instrumen robotik dalam memanfaatkan data kependudukan untuk memanipulasi registrasi kartu prabayar. Penjual serta operator telekomunikasi yang tidak melakukan upaya perbaikan terhadap manipulasi registrasi kartu prabayar hingga akhir Maret 2018 diminta untuk diusut.

Regulasi yang memberi peluang dilakukannya praktik pemberian, pertukaran dan jual beli data pribadi yang berpotensi merugikan warga negara dinilai sebaiknya dicabut. Dalam berbagai perjanjian terkait pemanfaatan data pribadi, seharusnya dibatasi klausul yang cenderung menempatkan subyek data dalam posisi lemah,kata Alamsyah.

Ombudsman menyebut diperlukan pengawasan dan pembenahan kartu perdana telpon selular untuk menghindari penyalahgunaan data kependudukan dan praktik bisnis tak sehat. Kemkominfo didorong melakukan penertiban pemanfaatan jaringan dan frekuensi untuk penyebaran promosi bisnis sepihak ke peralatan telekomunikasi yang dimiliki oleh warga negara.

Meski menemui kendala dan hambatan, Ombudsman menilai kebijakkan registrasi prabayar harus terus dijalankan sesuai dengan aturan yang ada agar tertib administrasi dan menciptakan industri telekomunikasi yang sehat. Ant

 

BERITA TERKAIT

Hadi: Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Sebatas Penegakan Hukum

NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi Tjahjanto menyebut kerja satuan tugas (satgas)…

Kompolnas Ungkap Progres Baru Penanganan Kasus Firli Bahuri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim mengungkap akan ada progres/kemajuan baru dalam penanganan perkara/kasus dugaan pemerasan oleh…

Kejaksaan Agung Lembaga Penegakan Hukum Paling Dipercaya

NERACA Jakarta - Hasil jajak pendapat terbaru Indikator Politik Indonesia April 2024, kembali menempatkan Kejaksaan Agung sebagai lembaga hukum paling…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Hadi: Satgas Pemberantasan Judi Online Tak Sebatas Penegakan Hukum

NERACA Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI Hadi Tjahjanto menyebut kerja satuan tugas (satgas)…

Kompolnas Ungkap Progres Baru Penanganan Kasus Firli Bahuri

NERACA Jakarta - Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim mengungkap akan ada progres/kemajuan baru dalam penanganan perkara/kasus dugaan pemerasan oleh…

Kejaksaan Agung Lembaga Penegakan Hukum Paling Dipercaya

NERACA Jakarta - Hasil jajak pendapat terbaru Indikator Politik Indonesia April 2024, kembali menempatkan Kejaksaan Agung sebagai lembaga hukum paling…