Antisipasi Spekulan Dolar

Melihat arus transaksi rupiah dan dolar AS selama ini terlihat masih normal, apalagi sebenarnya posisi cadangan devisa masih dalam batas aman, bahkan berlebih. Meski demikian, gejolak nilai tukar rupiah belakangan ini diindikasikan sebagai ulah spekulan, bukan murni transaksi  memiliki underlying.

Karena itu, Bank Indonesia perlu ekstra ketat mewaspadai aksi spekulan yang diduga akan semakin marak. Mau tidak mau, BI harus terus hadir di pasar, bila perlu sesekali menguji para spekulan dengan aksi nyata dan kebijakan tegas. Sehingga rupiah bisa kembali menguat di kisaran Rp13.200—Rp13.500.

Tidak hanya itu. Jika perlu BI mengeksekusi dana billateral swap arrangement (BSA) dengan beberapa bank sentral negara sahabat. Sehingga jangan pernah spekulan diberi ruang, agar mata uang negara-negara yang tergabung dalam BSA, termasuk Indonesia. Hanya saja masalahnya, durasi kenaikan bunga Fed Fund Rate agak panjang sebanyak empat kali. Sehingga mau tak mau mata uang negara manapun, termasuk rupiah, akan terkoreksi.

Cara lain yang bisa ditempuh adalah mem-peg rupiah baik sebagian (devisa terkontrol lewat pita intervensi) seperti model Hong Kong dan Malaysia, atau keseluruhan seperti Saudi Arabia. Tentu saja perdebatannya akan panas dan panjang, karena mayoritas para pejabat BI bermazhab devisa bebas.

Depresiasi rupiah terhadap dolar AS belakangan ini disebabkan oleh pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, yang benar-benar menjadi pemicu jatuhnya mata uang utama dunia, termasuk rupiah. Rupiah yang biasa diperdagangkan stabil di posisi Rp13.400—Rp13.500, melesat hingga ke posisi Rp 13.700-Rp13.800 per US$.

Powell dalam pidatonya menekankan perlunya bank sentral Amerika mengambil kebijakan untuk mencegah overheating ekonomi, pada saat  yang sama juga mendorong agar inflasi bergerak ke level 2%.

Pidato tersebut tentu saja dibaca pasar bahwa kebijakan moneter The Fed akan semakin ketat, karena ada kalimat “mencegah overheating“. Powell juga menegaskan perkembangan ekonomi Amerika yang semakin membaik.

Oleh karena itu, pasar menilai ada kemungkinan suku bunga acuan akan dinaikkan sampai empat kali, melebihi perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali. Ini membuat investor kembali enggan bermain di aset-aset berisiko seperti saham dan beralih ke instrumen aman seperti obligasi pemerintah AS dan US$.

Dolar AS pun mendapatkan suntikan tenaga. Dolar Index, yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, masih dalam tren menguat sejak malam kemarin.

Pelemahan rupiah hingga sempat menembus level Rp13.800—sekarang ditutup di kisaran Rp13.763—sebenarnya sudah mendapat topangan Bank Indonesia (BI). BI tentu saja melakukan intervensi guna mempertahankan nilai tukar rupiah, apalagi jika tidak ada intervensi, bisa saja rupiah menembus level Rp14.000 atau bahkan Rp15.000.

Artinya, posisi rupiah hari ini di level Rp13.763 sudah ditopang intervensi BI. BI mempertahankan rupiah tidak gratisan, sampai akhir Februari 2018 cadangan devisa tersisa US$128,06 miliar atau tergerus US$3,92 miliar (ekuivalen Rp54 triliun) hanya dalam sebulan.

Penurunan terjadi lantaran cadangan devisa banyak terpakai untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. Selain itu, penurunan cadangan devisa juga dipengaruhi menurunnya penempatan valas perbankan di BI, sejalan dengan kebutuhan pembayaran kewajiban valas penduduk. Meski begitu, BI menilai cadangan devisa masih cukup tinggi.

Dalam siaran persnya BI menyatakan, posisi cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai 8,1 bulan impor atau 7,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Artinya cadangan devisa yang ada cukup aman.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa tetap memadai untuk mendukung ketahanan eksternal seiring dengan kuatnya prospek perekonomian domestik dan kinerja ekspor yang positif.

BERITA TERKAIT

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

Kedewasaan Berdemokrasi

Masyarakat dan segenap elemen bangsa Indonesia saatnya harus menunjukkan sikap kedewasaan dalam menjunjung tinggi asas serta nilai dalam berdemokrasi di…