OJK Targetkan Pertumbuhan Kredit 12%

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Kepala Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan pertumbuhan kredit perbankan pada tahun ini sebesar 12 persen dari total pinjaman yang disalurkan pada 2017 Rp4.763,2 triliun. “Harapan kami, dengan 12 persen ini, sudah kami hitung bisa dukung pertumbuhan ekonomi 5,4 persen," kata Wimboh saat pidato laporan pertemuan para pimpinan bank umum dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (15/3).

Wimboh yakin industri perbankan nasional bisa lebih besar lagi mendukung perkembangan kredit dibanding tahun lalu yang tidak sesuai target. Pada 2017 pertumbuhan kredit perbankan 8,24 persen yang lebih rendah dari rencananya bisnis yang direncanakan. "Kita paham beberapa bank masih dalam konsolidasi kredit macet, sehingga kredit macet ini diantaranya harus dihapus, supaya Non Performing Loan-nya atau catatan kredit macetnya rendah karena itu menjadi indikator ekonomi Indonesia," tuturnya.

Dia juga mengatakan pertumbuhan 8,24 persen tahun lalu, memang lebih banyak didukung bank BUMN sebesar 11,55 persen. Sedangkan kantor cabang bank asing tumbuh nisbi rendah 2,7 persen karena memang lebih banyak cleaning NPL dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) tumbuh 9,09 persen. Wimboh yakin pertumbuhan kredit pada tahun ini akan tercapai karena didukung kondisi suku bunga yang semakin rendah.

"Pada 2017 suku bunga deposito sudah turun 65 basis poin (bps) dan suku bunga kredit turun 77 bps selama setahun kemarin. Dan tren penurunan ini kita harap masih terus berlanjut untuk merespon penurunan BI rate yang kemarin terjadi beberapa kali," harapnya. Kepala OJK ini tetap yakin target pertumbuhan kredit yang dicanangkan walaupun ada kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed.

"Tapi ini sudah beberapa kali terjadi, dan kelihatannya ekonomi Indonesia bisa memitigasi dengan baik, meski kemarin beberapa naik, ekonomi kita stabil, dan 'financial sector' tetap terjaga," ujarnya. Wimboh juga mengungkapkan aspek likuidutas pada tahun lalu sangat sangat over karena ada dana ekses (excess reserve) Rp266 triliun akan mendukung untuk pertumbuhan kredit.

Penyaluran kredit di awal tahun ini masih belum menggeliat kencang. Pertumbuhan kredit di kuartal I 2018 diperkirakan tak jauh beda dengan kuartal I 2017. Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Dody Arifianto memprediksi pertumbuhan kredit di kuartal 1 2018 sebesar 8% secara tahunan. Kredit akan didorong sektor konstruksi dan konsumsi. Sebagai perbandingan, di kuartal I 2017 silam, kredit perbankan tumbuh 8,4%.

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Haru Koesmahargyo mengatakan, pertumbuhan kredit BRI per Februari 2018 sebesar 11%. Hingga kuartal I 2018, pertumbuhan kredit BRI juga sekitar 11%. "Sektor yang mendorong pertumbuhan kredit di kuartal 1 2018 adalah UMKM," kata Haru, Selasa (13/3). Hingga akhir tahun BRI memproyeksi sampai akhir tahun kredit bisa tumbuh 10%–12%.

Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja memproyeksikan pertumbuhan kredit di kuartal I 2018 masih sesuai dengan perkiraan yaitu 10%–15%. "Segmen yang mendorong pertumbuhan kredit retail dan korporasi," kata Parwati.

Sementara, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) optimistis pertumbuhan kredit membaik dibandingkan sebelumnya. Kredit terdorong membaiknya kondisi ekonomi domestik. Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA mengatakan, secara siklus ekonomi memang di kuartal I 2018 lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2017. "Namun jika dibandingkan kuartal I 2017 lalu, tahun ini lebih bagus," kata Jahja tanpa menyebut angka pasti pertumbuhan kredit BCA.

Sementara untuk sampai akhir tahun ini, BCA memproyeksikan pertumbuhan kredit sebesar 8%–9%. Pertumbuhan kredit ini didorong oleh seluruh segmen mulai korporasi, konsumer, ,KKB KPR, UMKM serta komersial. Pada 2017 lalu, BCA mencatat kredit naik 12,4% menjadi Rp 467 triliun. Dari kontribusi penyaluran kredit ini, laba BBCA tumbuh 13,1% menjadi Rp 23,3 triliun.

Sementara, PT Bank Danamon Tbk optimistis pertumbuhan kredit pada kuartal I 2018 ini akan lebih baik dari periode sama tahun 2017. Sebagai gambaran, pada kuartal 1 2017 lalu, bank milik Temasek ini mencatat penurunan kredit sebesar 1%. Secara industri perbankan berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit tercatat tumbuh sebesar 8,24% di tahun 2017. Penyumbang terbesar pertumbuhan kredit dari bank BUKU IV.

 

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…