Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 1,32 Triliun

NERACA

Jakarta – Sampai dengan Februari 2018 kemarin, PT Adhi Karya (persero) Tbk (ADHI) mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp1,32 triliun. Realisasi perolehan proyek besar tersebut terdiri dari Makassar New Port sebesar Rp234,6 miliar, Jasmin Apartemen Bogor melalui anak perusahaan PT APG sebesar Rp228,8 miliar dan Pembangunan Gedung Rumah Sakit Pertamina Tarakan sebesar Rp116,4 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Jika dibagi per lini bisnis, perolehan kontrak baru tersebut didominasi oleh lini bisnis konstruksi dan energi sebesar 79,1%, properti sebesar 14,4%, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya. Sementara berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru terdiri dari pemerintah 1,1%, BUMN sebesar 58,1%, dan dari swasta/lainnya sebanyak 40,8%.

Pada tipe pekerjaan perolehan kontrak baru terdiri dari proyek gedung 43,5%, proyek jalan dan jembatan sebanyak 31,2%, proyek dermaga sebanyak 18,8%, dan infrastruktur lainnya sebesar 6,5%. Mengacu pada laporan perusahaan, sepanjang tahuni ini ADHI membidik perolehan kontrak baru sebesar Rp23,3 triliun.

Capaian itu bakal diperoleh melalui beberapa lini bisnis. Dari lini bisnis gedung diproyeksikan bakal mencapai 34,4% dari total kontrak, properti 22,4%, SDA dan pelabuhan 17,4%, jalan 8,2%, EPC 3,8%, dan 13,8% dari lini bisnis lainnya. Sementara total pendapatan usaha di tahun 2018 diproyeksikan bakal mencapai Rp18,5 triliun yang terdiri dari 75,5% konstruksi dan EPC, 21,2% properti dan hotel, dan 3,3% manufaktur precast. Sementara laba bersih di tahun 2018 patol di angka Rp929 miliar.

Capaian laba perusahaan bakal dikontribusikan dari PT APP sebesar 21,6%, PT APG sebesar 18,2%, dan PT APB sebesar 1,6%. Untuk memuluskan ambisinya, Adhi Karya menyiapkan dana belanja modal sebesar Rp4,7 triliun yang terdiri atas investasi aset tetap sebanyak 15,6% dan penyertaan pada berbagai proyek investasi dan ekuitas anak perusahaan sebesar 84,4%.

Di 2017, ADHI mencetak keuntungan lebih dari setengah triliun atau sekitar Rp515,41 miliar, bandingkan dengan keuntungan di 2016 yang hanya mencapai kisaran Rp313,45 miliar. Meningkatnya penjualan dan pendapatan usaha diduga menjadi salah satu penyebab melambungnya keuntungan perusahaan. Tercatat penjualan dan pendapatan usaha Adhi Karya menembus angka Rp15,15 triliun, naik 36,99% dari penjualan dan pendapatan di 2016 yang sebesar Rp11,06 triliun.

Penjualan perusahaan masih bergantung pada segmen bisnis jasa konstruksi yang memang merupakan lini bisnis utama perusahaan. Tercatat dari lini bisnis ini menghasilkan pendapatan usaha senilai Rp12,02 triliun atau sekitar 85,30% dari total pendapatan. Sementara dari lini bisnis EPC dan juga properti real estate, masing-masing menyumbang sebesar Rp617,99 miliar dan Rp1,31 triliun. Untuk segmen investasi dan infrastruktur, ADHI sukses mencetak pendapatan Rp298,65 miliar.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…