Pondasi Keuangan Kokoh - PTPP Bukukan Pendapatan Rp 21,5 Triliun

NERACA

Jakarta – Sepanjang tahun 2017 kemarin, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 21,5 triliun atau tumbuh 31% dibandingkan pendapatan di tahun 2016 sebesar Rp 16, 5 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (12/3).

Secara segmen, jasa konstruksi merupakan kontributor terbesar dengan kontribusi sebesar 70% dari pendapatan perseroan, disusul oleh engineering, procurement, and construction (EPC) dan properti dan realti masing-masing sebesar 15% dan 13%. Selain itu, perseroan juga meraih laba kotor dan laba usaha sebesar masing-masing Rp3,25 triliun dan Rp2,52 triliun yang mencerminkan pertumbuhan yang solid sebesar 32% dan 29% secara year-on-year.

Dengan pencapaian tersebut, marjin laba kotor dan marjin laba usaha masing-masing terjaga di level 15% dan 12%. PTPP membukukan laba bersih sebesar Rp1,72 triliun atau berhasil tumbuh 50% secara year-on-year dibandingkan Rp1,14 triliun di 2016. Setelah kepentingan non-pengendali, laba bersih per saham atau earnings per share (EPS) mencapai Rp234 di 2017 dibandingkan Rp206 di 2016.”Kami bersyukur kepada tuhan yang maha kuasa dan berterima kasih kepada seluruh jajaran manajemen dan karyawan serta stakeholders lainnya atas pencapaian kinerja PTPP yang solid selama tahun 2017,” ujar Tumiyana, Presiden Direktur PTPP.

Kata Tumiyana, per 31 Desember 2017, PTPP memiliki kas dan setara kas sebesar Rp9,3 Triliun, total utang berbunga (interest-bearing debts) sebesar Rp8,9 triliun, ekuitas sebesar Rp14,2 triliun dan total aset sebesar Rp41,7 triliun. Menurutnya, posisi keuangan ini mencerminkan gearing ratio sebesar 0,6 kali dan net gearing ratio sebesar -0,05 kali, serta interest-bearing debts-to-asset sebesar 0,2 kali.

Rasio-rasio tersebut yang mencerminkan kualitas kesehatan keuangan serta kapasitas keuangan Perseroan yang sangat besar.”Perseroan berupaya menjaga pondasi keuangan tetap kokoh, sehingga struktur modal yang kuat ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan perusahaan yang berkesinambungan sekaligus menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham,” ujar Tumiyana.

Dijelaskannya, kapasitas keuangan yang besar memberikan PTPP kesempatan untuk dapat berpartisipasi di proyek-proyek yang berskala besar dan bahkan menciptakan proyek investasi sendiri untuk menciptakan recurring income bagi perseroan di tahun-tahun mendatang.

Untuk arus kas operasi, PTPP membukukan positif sebesar Rp1,4 triliun, atau tumbuh sebesar 48% dibandingkan dengan Rp986 miliar di tahun 2016. Pencapaian ini mencerminkan konsistensi Perseroan untuk menjaga kesehatan arus kas perusahaan.”Di tengah tantangan dan persaingan Industri Konstruksi yang kian kompetitif di tanah air, PTPP tidak hanya mampu mendeliver kinerja yang tumbuh pesat, namun juga pertumbuhan yang berkualitas dengan pondasi keuangan yang kokoh dan arus kas yang terjaga sehat,”kata Tumiyana.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…