Ancaman Kenaikan Suku Bunga Persempit Gerak Rupiah

NERACA

Jakarta- Kalangan pelaku pasar keuangan diminta berhati-hati menghadapi ancaman di tengah rencana bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga dalam tahun ini. Pasalnya, industri finansial global belum memasukkan kalkulasi kenaikan suku bunga di negara Paman Sam itu.

Meski sejumlah investor global telah banyak memberikan sinyal untuk menolak kenaikan yang terlalu banyak itu. Namun, keputusan terakhir tetap berada di The Fed. Nah, Indonesia sebagai negara yang menganut sistem ekonomi terbuka sudah pasti akan terkena sentimen global itu. Dampaknya di dalam negeri tentu terjadi depresiasi rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp 13.800/US$.

Menurut Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, pelemahan yang terjadi pada rupiah belakangan ini masuk pantauan BI. Artinya, pelemahan itu tidak akan membuat aliran modal keluar secara permanen. Meski investor melihat akan mendapat suku bunga yang lebih baik di AS, Indonesia untuk proyeksi ke jangka depan tetap cerah dalam growth differensial atau prospek ekonomi PDB Indonesia.

"Dalam assessment kami, melihat pelemahan ini masih temporer. Harapannya angka 13.700, nilai tukar harapannya bisa kembali ke 13.300," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Doddy mengatakan, akan sangat penting di tahun ini BI menjaga nilai tukar, terutama fluktuasi atau volatilitas dari rupiah untuk menjaga ekspektasi pasar. BI hanya menjaga bila volatilitas rupiah tidak terlalu besar, sedangkan sisanya ada di tangan pasar. "Pelemahan rupiah ini tak mencerminkan fundamen ekonomi Indonesia yang sesungguhnya." Karena itu, dia menilai koreksi rupiah hanya sementara.

Sementara itu, ekonom Indef Eko Listiyanto mengatakan salah satu upaya menjaga untuk menjaga nilai tukar rupiah tanpa menggerus devisa ialah dengan meningkatkan kinerja ekspor dan investasi. Namun, diakuinya, langkah itu tidak gampang dijalankan di tengah pertumbuhan ekonomi dalam negeri dan global yang belum pulih.

Eko mengatakan, salah satu intervensi menjaga agar menjaga rupiah tanpa menggerus devisa yaitu dengan meningkatkan kinerja ekspor dan investasi.

Namun dia mengakui, dukungan ini belum optimal untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, dan belum bisa mengambil momentum pertumbuhan ekonomi global. "Dorong investasi dan ekspor tentu harus memperkuat industri, yang disertai penyerapan tenaga kerja. Namun sektor industri hanya tumbuh 4,27% padahal kontribusi 20,16% per Februari 2018. Sedangkan untuk kredit investasi hanya tumbuh 4,64% atau setengah dari kredit konsumsi yang 10% dan bawah dari kredit modal kerja yang sebesar 8,15%. Pertumbuhan ekonomi 5% beberapa tahun ke depan akan terjadi kalau investasi tidak banyak berubah," ujarnya.

Dody mengakui,  pada rapat dewan gubernur berikutnya di 21-22 Maret, kemungkinan di AS juga akan ada keputusan mengenai kenaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate). Ini akan membuat arah kebijakan berbagai negara mengetat di 2018. Kemungkinan pula, suku bunga acuan akan naik sebanyak 4 kali, dari sebelumnya hanya di kuartal pertama, kedua dan keempat, kenaikan turut masuk di kuartal ketiga 2018.

Dengan demikian, di Indonesia, diakui Dody, ruang untuk penurunan suku bunga sudah semakin kecil. Sebab, kenaikan suku bunga The Fed berakibat selisih suku bunga antara negara maju dan berkembang semakin tipis.

Apalagi bila kenaikan suku bunga AS menjadi 4 kali pasar, lanjut Dody, belum mengkalkulasi ke sana. Dikhawatirkan yang terjadi adalah guncangan global. Indonesia tidak akan melawan pasar. Dia yakini, Indonesia akan masuk perlahan beradaptasi, namun memberi sinyal ke pasar global bahwa tidak menghendaki kenaikan suku bunga ini.

Kenaikan suku bunga tentu akan berpengaruh kepada yield atau imbal hasil terhadap surat utang pemerintah atau US Treasury yang naik, seiring positifnya gambaran ekonomi AS. Ini telah terlihat dengan menguatnya dolar AS.

Akibatnya di Indonesia nilai Rupiah dan harga komoditi turun. Rupiah tercatat melemah sampai pada level Rp13.751 pada penutupan perdagangan pekan kemarin (2/3). Meski demikian pelemahan ini masih masuk ekspektasi dan target BI.

Akan sangat penting, menurut Dody, di tahun ini Bank Indonesia menjaga nilai tukar, terutama fluktuasi atau volatilitas dari rupiah untuk menjaga ekspektasi pasar. Psikologi kurs menjadi batas dan BI hanya menjaga bila volatilitas rupiah terjadi besar. Sedangkan sisanya ada di tangan pasar

Pelemahan rupiah ini tak mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia yang sesungguhnya. Karena itu, dia menilai koreksi rupiah hanya sementara. Maka untuk meningkatkan growth differensial , Indonesia harus mendorong pertumbuhan melalui reformasi struktural untuk mendorong pertumbuhan.

Yang mungkin dilakukan BI bila kenaikan suku bunga tidak sesuai ekspektasi, mereka melakukan kerja sama dengan regional dan mengintervensi dengan menjaga pasokan valas. mohar

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…