Anak Usaha DOID Raih Kontrak Rp 7 Triliun

NERACA

Jakarta -PT Bukit Makmur Mandiri Utama (Buma), anak usaha PT Delta Dunia Makmur telah menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan PT Tanah Bumbu Resources, anak usaha Geo Energy Resources Limited dengan nilai kontrak lebih dari Rp 7 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Melalui kontrak tersebut, tambang ini diharapkan dapat menghasilkan volume pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) sebesar 169 juta bcm dan volume batubara sebesar 47 juta ton. Tambang Tanah Bumbu berlokasi di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.  Lokasi tambang ini bersebelahan dengan area konsesi Geo Energy lainnya, PT Sungai Danau Jaya. Buma pun yang juga telah menandatangani kontrak dengan pengerjaan tambang dan beroperasi sejak 2015. Geo Energy merupakan grup usaha pertambangan batubara terintegrasi dan terdaftar pada Bursa Efek Singapura.

Lokasi tambang Tanah Bumbu dan Sungai Danau yang berdekatan ini diharapkan dapat mengoptimalkan efisiensi operasionalnya di kedua lokasi tambang tersebut. Kegiatan operasional Tanah Bumbu akan dimulai pada bulan Maret ini. Sedangkan produksi diharapkan dapat mulai terlihat pada kuartal II-2018. 

Kontrak ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara BUMA dan Geo Energy yang merupakan perusahaan tambang batubara yang sedang berkembang pesat dengan potensi pertumbuhan yang baik di masa mendatang. Kontrak ini juga sejalan dengan strategi BUMA untuk selalu fokus pada keberlanjutan jangka panjang dan pertumbuhan yang menguntungkan.

Sebagai informasi, tahun ini PT Delta Dunia Makmur Tbk membidik pertumbuhan kinerja di atas 10% dibanding 2017. Melalui anak usahanya, PT Bukit Makmur Mandiri Utama, DOID menargetkan volume pengupasan atau overburden range menjadi 375 juta hingga 425 juta bank cubic meter (BCM).  Direktur Keuangan DOID, Eddy Porwanto pernah mengatakan, pada tahun 2017, DOID merealisasikan produksi batubara sebanyak 40,2 juta ton. Angka tersebut naik 14,53% dibandingkan pencapaian tahun 2016.

Eddy menambahkan, tahun 2018 perusahaannya menargetkan produksi batubara menjadi 45 juta-50 juta ton atau naik antara 11,94%-24,37% dari tahun 2017. Sementara itu, DOID menganggarkan belanja modal antara US$ 200 juta-US$ 225 juta pada tahun 2018. Anggaran tersebut akan digunakan untuk membeli sejumlah alat berat untuk pertumbuhan perusahaan tersebut.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…