Bali Menggelar Kontes 'Ogoh-ogoh' - Menjelang Hari Raya Nyepi

Kabupaten Jembrana memulai Lomba Ogoh-ogoh, alias patung berbentuk raksasa jahat yang bakal diarak menjelang Hari Raya Nyepi di Bali. Pesertanya berasal dari berbagai kecamatan yang masuk dalam kabupaten Jembarana.

Ketua Tim Penilai Lomba Ogoh-Ogoh Jembrana, I Putu Sutardi mengatakan, salah satu syarat untuk peserta ialah membuat Ogoh-ogoh dari bahan yang ramah lingkungan. "Tahun ini, bahan pembuat Ogoh-ogoh harus ramah lingkungan. Yang tak sesuai syarat, langsung didiskualifikasi," kata Sutardi, seperti yang dikutip dari Antara.

Selain terbuat dari bahan yang ramah lingkungan, Ogoh-ogoh juga harus sesuai dengan ajaran sastra agama, yaitu lambang bhutakala sebagai simbol unsur negatif. "Dalam pembuatan Ogoh-ogoh yang benar, harus patuh dengan nilai-nilai religius dan sastra agama. Kalau bentuknya keluar dari konteks itu, kami tidak akan berikan nilai," ujar Sutardi.

Menurut Sutardi, mempertahankan bentuk ogoh-ogoh yang benar itu penting, karena ogoh-ogoh pemenang setiap kecamatan akan mengikuti parade saat upacara Tawur Kesanga yang dihadiri masyarakat luas.

"Jadi, masyarakat juga tahu seperti apa bentuk Ogoh-ogoh yang sesuai nilai-nilai religius dan sastra agama. Bukannya ogoh-ogoh yang bentuknya asal-asalan," kata Sutardi.

Wakil Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang memantau langsung penilaian lomba Ogoh-ogoh mengatakan, dengan menggunakan bahan ramah lingkungan seperti bambu, tingkat kesulitan peserta lebih tinggi dibandingkan dengan berbahan non-organik.

Hartawan menambahkan, tingkat kesulitan itu menjadi ujian agar peserta lebih kreatif.

"Kalau bahannya non-organik seperti styrofoam, cara membentuknya sangat gampang. Dengan menggunakan bahan ramah lingkungan seperti bambu, lebih sulit lagi," ujar Hartawan.

Syarat lomba yang lebih ketat pada tahun ini bermaksud mengingatkan generasi muda akan keagamaan dan tradisi Pulau Dewata.

Untuk memotivasi peserta, Pemkab Jembrana memberikan bantuan Rp850 ribu bagi 74 peserta.

Bagi yang lolos untuk tampil di tingkat kabupaten akan mendapatkan bantuan jasa pementasan sebesar Rp4 juta, sedangkan Ogoh-ogoh terbaik akan mendapat hadiah Rp6 juta.

Hari Raya Nyepi akan berlangsung di Bali pada tanggal 17 Maret, lalu berakhir pada 18 Maret.

Walau dalam semalam satu pulau akan berhenti beraktifitas, namun banyak turis yang berdatangan demi merasakan suasana khusyuk tersebut.

Di sisi lain, Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, pada Minggu (4/3) menggelar Festival Balaganjur dan Parade Ogoh-ogoh di Desa Karetan, Purwoharjo, menjelang Hari Raya Nyepi umat Hindu.

Purwoharjo merupakan kecamatan yang dihuni oleh warga yang memeluk beragam agama di Banyuwangi. Buktinya dengan keberadaan beraga, tempat ibadah di sana.Mulai dari Lebaran sampai Nyepi, seluruh masyarakatnya bahu membahu memeriahkan suasana.

Dari pantauan Antara, tidak jauh dari lokasi festival dan parade, ribuan umat Islam sedang menggelar pengajian di Pondok Pesantren Salafiyah, Al Falah Purwoharjo. Usai pengajian, mereka ikut menyaksikan Festival Balaganjur dan Parade Ogoh-ogoh.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ikut sibuk pada hari itu. Karena ia hadir dalam pengajian sekaligus festival dan parade,

"Hari ini kita menyaksikan bagaimana kerukunan umat beragama di Purwoharjo. Mari kita terus jaga kerukunan semacam ini," kata Anas dalam sambutannya pada Parade Ogoh-ogoh.

Selain Anas, tokoh-tokoh lintas agama juga datang ke acara yang masuk dalam agenda Banyuwangi Festival itu.

"Acara ini murni dari masyarakat, yang tahun ini kami masukkan dalam agenda Banyuwangi Festival. Festival ini diharapkan kian menguatkan kerukunan antarumat beragama," ujar Anas.

Parade diikuti oleh 35 ogoh-ogoh berbagai bentuk makhluk kepercayaan umat Hindu, mulai dari Hanoman, Rahwana, dan karakter lainnya. Satu ogoh-ogoh rata-rata harus digotong oleh 10 orang.

Di belakang ogoh-ogoh terdapat barisan balaganjur yang mengiringi. Terdapat 45 grup balaganjur. Balaganjur berasal dari kata Bala dan Ganjur. Bala memiliki arti pasukan atau barisan, sedangkan Ganjur berarti berjalan.

Balaganjur berarti pasukan atau barisan yang sedang berjalan, dengan membawa gamelan. Anas mengatakan, sepanjang tahun ini Banyuwangi menggelar banyak acara bertema budaya dan tradisi.

Menurut bupati berusia 44 tahun tersebut, festival merupakan salah satu usaha Pemerintah Banyuwangi untuk "mempertemukan" masyarakat satu sama lain, yang biasanya sibuk bekerja atau diam dalam rumah."Ini cara Banyuwangi untuk memupuk persatuan masyarakat," pungkas Anas.

BERITA TERKAIT

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…

BERITA LAINNYA DI Wisata Indonesia

Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Travel Tawarkan Private Trip Eksklusif

  Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA  Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…

The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika

  The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…

Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey

  Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…