Investor Harus Tentukan Profil Risiko Investasi

NERACA

Jakarta - Berinvestasi di pasar modal perlu mempertimbang risiko, disamping potensi keuntungan yang didapat dan sejatinya hal tersebut sudah bisa ditentukan seorang investor terhadap profil risikonya yang harus ditanggung. “Untuk berinvestasi saham harus disesuaikan, kita tipe yang mana dan bila takut risiko lebih baik ke reksa dana pendapatan tetap saja," kata praktisi pasar modal, Benny Tjokrosaputro yang juga Komisaris Utama PT Hanson International Tbk di Jakarta, kemarin.

Dia menambahkan, kalau ingin investasi jangka panjang bisa memilih saham emiten yang memiliki rasio harga terhadap laba per saham (Price Earning Ratio/PER) yang rendah. Dengan PER yang rendah, maka tingkat imbal hasilnya lebih baik.”Pelajari dulu perusahaannya, ekuitinya dan bisnisnya bagaimana, sehat atau tidak,”tuturnya.

Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan bahwa beberapa waktu lalu dirinya sempat menyarankan kepada beberapa investor termasuk diantaranya lembaga dana pensiun di Indonesia untuk mengakumulasi saham PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Namun sayangnya, tidak sedikit dari mereka yang takut karena investor asing cenderung jual saham Antam. “Saya bilang, justru ketika asing jual, kita yang beli,"ungkapnya.

Benny Tjokrosaputro menilai, Antam memiliki prospek kinerja yang positif, apalagi jika pemerintah dapat mengambil mayoritas saham di Freeport Indonesia.”Satu-satunya perusahaan Indonesia yang bisa mengelola tambang mineral seperti itu, yakni Antam," ucapnya.

Sebelumnya, Deputi Direktur Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Departemen Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), M Maulana pernah bilang, masyarakat disarankan sebaiknya lebih memilik produk investasi reksadana untuk mengindari potensi risiko.

Dijelaskannya, untuk berinvestasi saham memang menyediakan berbagai jenis sesuai keinginan seperti reksadana, beli saham langsung, beli obligasi dan sukuk secara langsung. Namun untuk reksadana memang disarankan karena faktor resiko itu. “Reksadana itu sudah dikelolah oleh pihak yang terpercaya dan profesional. Apalagi yang mengelolah itu sudah memiliki ijin dari OJK," ujarnya.

Disampaikannya, untuk membeli saham secara langsung memang tidak ada masalah. Namun masyarakat yang berinvestasi lewat cara ini harus lebih rajin untuk membaca dan mendapatkan informasi lebih banyak khususnya masalah resiko yang mungkin dihadapi kedepan. Jika tidak memiliki pengetahuan, maka dinilai akan lebih sulit jika menghadapi persoalan kedepan. Ini juga menjadi perhatian bagi masyarakat sebelum memutuskan berinvestasi seperti itu.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…