Dihambat Perbedaan Peraturan - Jalan Panjang BEI Untuk Bisa Dual Listing

NERACA

Jakarta –Kajian PT Bursa Efek Indonesia (BEI) soal dual listing dalam rangka meningkatkan likuiditas pasar modal, rupanya tidak semudah yang diharapkan. Pasalnya, banyak aturan yang dinilai banyak menghambat niatan tersebut. Hal inipun diakui langsung Direktur Utama BEI, perbedaan peraturan pasar modal Indonesia dengan Thailand menjadi salah satu faktor yang menghambat emiten melakukan pencatatan saham lebih dari satu bursa (dual listing).”Saya baru melihat kemungkinan, bisa tidak, ya, 'dual listing', 'kan ada hambatan regulasi, itu pun kalau bisa harus dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masing-masing,”ujarnya di Jakarta, Rabu (7/3).

Dirinya menambahkan bahwa konstruksi hukum di setiap negara memiliki perbedaan sehingga pelaksanaan "dual listing" dirasa sulit. Apalagi, dengan tujuh bursa saham di Asia Tenggara.”Harmonisasi aturan akan selalu menjadi hambatan. Kalau dua bursa saham saja beda, bagaimana tujuh bursa saham. Kita ada Asean Stock Exchange Community, saat ini kami melakukan kerja sama bilateral terlebih dahulu," katanya.

Disampaikan, salah satu kerja sama dengan Bursa Efek Thailand, yakni di bidang sumber daya manusia (SDM) melalui Capital Market Professional-Development Program (CMP-DP).”Kita sekarang tidak ambil 'fresh graduate', tetapi melalau CMP-DP. Bursa Thailand juga berencana akan membuat program itu, dan mungkin orang Thailand bekerja di sini dan orang kita di sana," jelasnya.

Sebelumnya, BEI bersama Bursa Efek Thailand (Stock Exchange of Thailand/SET) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk meningkatkan pengembangan industri pasar modal. Tito Sulistio menyampaikan bahwa kerja sama pengembangan pasar modal itu, terutama dalam hal transaksi lintas batas, teknologi informasi, dan kesempatan bisnis antara kedua bursa efek, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman masing-masing.”MoU ini akan lebih mendukung komunikasi dan koordinasi antara kedua bursa di ASEAN, sekaligus untuk mempromosikan perkembangan pasar modal di kedua negara. BEI memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri, begitu juga dengan SET," katanya.

Dirinya mengharapkan, kerja sama itu juga dapat membuka potensi tidak hanya bagi emiten antar kedua Bursa, tetapi juga bagi investor melalui transaksi lintas bursa antarnegara terhadap produk pasar modal, seperti Depository Receipts (DR) dan Exchange Traded Funds (ETF). Asal tahu saja, niatan emiten untuk dual listing dan juga tawaran dual listing cukup besar. Belum lama ini, bursa Luxembourg untuk mengajak dual listing terhadap BEI.

Meskipun bursa Luxembourg sebenarnya tidak terlalu besar. Tapi, merupakan negara dengan GDP nomor dua terbesar di dunia. Disebutkan, ada keunikan perusahaan di Indonesia yang mungkin menjadi daya tarik bagi Luxembourg. Dirinya mencontohkan, Indonesia punya beragam perusahaan dengan berbagai produk yang prospektif. Mulai dari makanan seperti bakmi, motor, tekstil , dan produk lainnya, baik yang dijual skala domestik maupun ekspor.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…