Menkeu Pastikan Kenaikan Pagu Subsidi Energi

 

 

NERACA

 

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan adanya kenaikan alokasi subsidi energi pada 2018 sebagai dampak dari kenaikan harga minyak dunia secara rata-rata telah melebihi asumsi dalam APBN sebesar 48 dolar AS per barel. "Kami kemarin sudah menghitung dengan Menteri ESDM dan Menteri BUMN mengenai kebutuhan tambahan subsidi yang dibutuhkan," kata Sri Mulyani, di Jakarta, Selasa (6/3).

Sri Mulyani mengatakan kenaikan subsidi energi ini mencakup tambahan subsidi solar untuk Pertamina yang diperkirakan mengalami kenaikan dari alokasi saat ini sebesar Rp500 per liter. "Subsidi solar dalam UU APBN ditetapkan Rp500, itu dilihat dari situasi hari ini tidak memadai. Ini kami sedang menghitung kira-kira, usulan sudah kami terima dan akan dilaporkan ke DPR," katanya lagi.

Selain itu, kenaikan subsidi energi juga terkait dengan penyesuaian harga batu bara di pasar domestik (DMO) untuk bahan bakar pembangkit listrik yang dikelola oleh PLN. Terkait hal ini, Sri Mulyani memastikan pemerintah telah menghitung seluruh potensi penerimaan pajak maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang hilang dari pengusaha batu bara.

"Karena berarti perusahaan batu bara diharuskan menjual dari harga yang sama dengan DMO yang berarti di bawah harga pasar. Kami juga sudah menghitung itu," katanya. Sri Mulyani mengatakan keseluruhan tambahan subsidi energi yang dibutuhkan akan terlihat setelah melalui laporan semester pelaksanaan APBN 2018 yang akan disampaikan kepada DPR.

Namun, ia memastikan kenaikan subsidi ini tidak akan mengganggu neraca Pertamina maupun PLN serta menjaga defisit anggaran yang ditetapkan dalam APBN sebesar 2,19 persen terhadap PDB. "Kita akan melakukan seluruh kebijakan ini dalam rangka untuk menjaga sisi makro 'policy' tetap kredibel dan stabil, fiskalnya tidak mengalami erosi kepercayaan dan tetap sehat APBN-nya," kata Sri Mulyani.

Saat ini subsidi energi dalam APBN 2018 ditetapkan sebesar Rp94,53 triliun yang terdiri dari subsidi BBM sebesar Rp46,9 triliun dan subsidi listrik sebesar Rp47,7 triliun. Berdasarkan penghitungan sementara pemerintah, kenaikan subsidi untuk solar diproyeksikan mencapai kisaran Rp700 per liter-Rp1.000 per liter dari saat ini sebesar Rp500 per liter. Sementara itu, harga minyak dunia per Februari 2018 mencapai rata-rata sebesar 61,61 dolar AS per barel, lebih tinggi dari asumsi APBN sebesar 48 dolar AS per barel.

 

BERITA TERKAIT

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…