Ditopang Bisnis Hotel - Intikeramik Bakal Catatkan Aset Rp 869 Miliar

NERACA

Jakarta – Emiten produsen keramik, PT Intikeramik  Alamsari Industri Tbk (IKAI) bakal mencatatkan pertumbuhan aset cukup siginifikan pada tahun 2020, yakni mencapai sekitar Rp869Miliar. Peningkatan itu ditopangnya oleh rampungnya  3 hotel milik perseroan senilai Rp535 Miliar.

Direktur Utama IKAI, Teuku Yohas Raffli menyampaikan, melalui anak usahanya PT Realindo Sapta Optima (RSO) telah memulai pembangunan hotel dengan merek dagang JW Marriot Ubud dilahan 6,9 hektar dengan jumlah kamar sebanyak 72 unit dan 20 unit vila.”Saat ini progressnya mencapai 10,4% dan akan tamping Juni 2019, dengan rampungnya hotel itu akan ada tambahan aset senilai Rp535 miliar,”ujarnya di Jakarta, Senin (5/3).

Sebagai informasi, hotel JW Marriot Ubud dibangun setelah perseroan mengakuisisi PT Realindo Sapta Optima senilai Rp120 Miliar. Selain itu, perseroan masih akan membukukan penambahan aset melalui anak usaha PT Mahkota Artha Mas (MAM). Rencananya, MAM akan membangun hotel dengan kamar 150 unit dan 10 unit vila ditanah seluas 2,3 hektar. Untuk rencana itu perseroan mengakuisisi PT Mahkota Artha Mas senilai Rp15,5 miliar.

Terakhir, dengan mengakuisisi  PT Mahkota Properti Indo Medan, senilai Rp15,25 miliar,  perseroan juga membangun boutique hotel di Medan. Untuk diketahui, pada akhir 2017, emiten produsen keramik  yang baru saja merambah bisnis properti  itu mencatatkan aset senilai Rp234 miliar.

Selain itu, Yohas juga menyampaikan, perseroan bakal mengandalkan produk impor melalui kerjasama dengan beberapa produsen keramik luar negeri sebagai upaya mensiasati lemahnya kondisi industri keramik dalam negeri membuat bisnis perseroan dalam tiga tahun terakhir menurun. Mengenai asal negara impornya, Yohas enggan membeberkan. Yang jelas dengan kondisi saat ini, dimana harga produksi keramik di Indonesia meningkat sangat sulit untuk perseroan mendapatkan margin keuntungan yang signifikan.

Yohas bilang, barang impor tersebut mendatangkan keuntungan bagi perusahaan karena harga produksinya yang murah. Keramik IKAI tersebut akan diolah lagi sedemikian rupa agar mendatangkan nilai tambah. "Kami poles dan tingkatkan kualitas lagi, ini lebih efisien lagi ketimbang produksi di Indonesia," ujar Yohas.

Untuk itulah IKAI bakal menggelontorkan capital expenditure di semester II-2018 sebesar Rp 14 miliar guna peremajaan mesin di level hilir produksi, polishing. "Diharapkan dengan strategi ini, gross margin (produk keramik) bisa 30% dengan target volume penjualan kurang lebih 1 juta meter persegi (m²)," jelasnya.

Dirinya menuturkan, perseroan akan bekerjasama dengan perusahaan asing untuk membantu mengupgrade produksi. Pabrik IKAI saat ini memiliki tiga lini produksi di lahan seluas 61.000 m². Mesin yang tersedia memiliki kapasitas terpasang mencapai 4,3 juta m² setiap tahunnya.

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…