Oleh : Agus Yuliawan
Pemerhati Ekonomi Syariah
Presiden Jokowi di awal bulan Februari--marah besar karena jumlah ekspor produk Indonesia kalah jauh dengan negara- negara tetangga. Jokowi--juga menyayangkan setiap pameran Internasional, produk - produk Indonesia selalu ditempatkan bukan yang paling depan tapi selalu di belakang. Fenomena ini sudah berjalan lama sebelum Presiden Jokowi memimpin. Apa yang dirisaukan oleh presiden sebenarnya akumulasi dari persoalan yang sudah lama sekali. Maka perlu sebuah pengawalan terhadap produk UKM agar bisa menembus pasar mancanegara.
Pengawalan produk UKM ke mancanegara bukan hanya sekedar pada banyaknya keikut sertaanya dalam event - event pameran Internasional. Tapi bagaimana memanfaatkan peran duta-duta besar serta konjen yang ada diluar negeri. Sejauh ini peran dari duta besar belum dimaksimalkan dan hanya pada hubungan-hubungan diplomatik politik saja. Untuk itu, peran dari mereka perlu dioptimalkan
Keinginan dari pelaku bisnis UKM untuk berekspor produk-produknya sangat tinggi tapi network dan komunikasi terhadap sebuah produk yang diperlukan oleh masyarakat mancanegara serta mekanismenya jarang diketahui oleh pelaku UKM. Dampaknya literasi terhadap ekspor serta peluangnya minim sekali. Selain itu juga informasi tentang spesifkasi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat mancanegara terkadang minim diketahui oleh pelaku UKM, sehingga sering kali orang-orang mancanegara datang sendiri ke Indonesia untuk berkolaborasi dalam membangun produk-produk yang dibutuhkan oleh mereka.
Disamping itu--terkadang ada jalan pintas dilakukan oleh pelaku UKM, diantaranya mereka membuat agency atau perwakilan di luar negeri sendiri. Hal ini dilakukan untuk mempermudah interaksi antara produsen di tanah air dan konsumen di luar negeri. Cara ini sangat mahal cost investasinya, tapi inilah cara dalam menjembatani agar produk UKM di tanah air mudah terserap dan mengetahui persis pasar. Nah, bisa dibayangkan, apabila peran duta besar di mancanegara tersebut dimaksimalkan demikian dengan memiliki lembaga think tank dan loby yang demikian, tak tertutup kemungkinan akan memudahkan peluang pasar produk UKM Indonesia untuk tembus ke mancanegara.
Jadi untuk mengawal produk-produk UKM yang merupakan sebuah komoditi ekspor untuk meningkatkan devisa negara, perlu langkah berani kepada para duta - duta di mancanegara dalam komitnya untuk mengawal produk-produk UKM. Event berskala internasional tak akan memberikan efek besar kalau pendampingan dan literasi bagi UKM tentang strategi ekspor tidak dipahami oleh para duta-duta mancanegara.
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…
Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…
Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…
Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…
Oleh: Prof. Dr. Didik Rachbini Guru Besar Ilmu Ekonomi, Ekonom Pendiri Indef Serangan mengejutkan dari Iran sebagai…
Oleh: Suahasil Nazara Wakil Menteri Keuangan Sebagai upaya untuk memperkuat aksi iklim, Indonesia memainkan peran penting melalui kepemimpinan pada Koalisi…