Cari Modal Untuk Ekspansi - Pelaku Usaha Ritel di Bali Didorong Go Public

NERACA

Denpasar - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mendorong pelaku usaha ritel di Bali untuk melakukan penawaran umum atau "go public" karena potensi mendapatkan penambahan modal jangka panjang terbuka lebar dari hasil jual saham kepada masyarakat.”Ada satu peluang untuk bisa melakukan ekspansi supaya lebih bertumbuh yaitu lewat pasar modal," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Aprindo, Roy Nicholas Mandey di Denpasar, kemarin.

Untuk itu, pihaknya menggandeng Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pihak terkait lainnya melakukan sosialisasi dan penjelasan yang detail terkait upaya penawaran umum di bursa saham. "Go public", lanjut dia, merupakan salah satu sarana agar ritel khususnya ritel lokal di daerah bisa mendapatkan dana jangka panjang yang didapatkan dari investor pasar modal.

Roy mengimbau, pelaku usaha ritel di Pulau Dewata untuk mulai menjajaki sumber modal dari luar karena ritel saat ini dituntut untuk menyesuaikan dengan perkembangan pasar yang tumbuh dinamis dan cepat mengalami perubahan. Apalagi Bali sebagai daerah tujuan wisata dunia, lanjut dia, usaha ritel daerah setempat juga dituntut untuk melakukan inovasi dan ekspansi yang tentunya membutuhkan sumber pendanaan.”Ini semangat untuk ekspansi. Dengan penambahan modal jangka panjang ini bisa dukung pertumbuhan ritel. Ritel harus tumbuh dengan cara ekspansi," ujar Roy.

Dia mengungkapkan, dari sekitar 600 anggota Aprindo, 80% di antaranya merupakan ritel yang berada di daerah. Sedangkan sisanya merupakan ritel berjaringan besar yang banyak berkedudukan di Jakarta dan sudah melebarkan sayap hingga seluruh wilayah Indonesia. Dari ratusan anggota itu, Roy menyebutkan baru 25 perusahaan ritel yang mencatatkan namanya di lantai bursa saham.

Sebagian besar pelaku ritel daerah tersebut dinilai belum tersosialisasi optimal terkait "go public" dan masih fokus membesarkan dan menjalankan ritelnya namun belum memikirkan sumber pendanaan eksternal seperti melalui pasar modal.”Kalau ritel di daerah perlu waktu mengembangkan bisnisnya melewati pasar modal. Mereka perlu kriteria dan syarat serta kondisi masuk ke lantai bursa. Ritel lokal itu perlu diedukasi maksimal," tuturnya.

Menurut kepala unit strategi pengembangan calon emiten BEI, Yogi Brilliana, potensi perusahaan di Bali sangat terbuka lebar untuk melantai di bursa saham dan layak untuk melakukan IPO. Namun sebagian pengusaha di daerah, kata dia, masih belum mengetahui persyaratan yang diperlukan untuk melakukan IPO termasuk masih adanya stigma bahwa penawaran saham perdana itu hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar.

Padahal, lanjut Yogi, perusahaan dengan nilai aktiva bersih atau aset bentuk fisik dengan nilai Rp5 miliar sebagai salah satu syarat keuangan perusahaan sudah bisa mengajukan penawaran saham perdana. Dengan dilakukannya IPO, maka perusahaan mendapatkan tambahan modal dari investor yang bersifat jangka panjang serta tambahan modal yang didapatkan bisa dalam kisaran 8-15 kali lipat. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…