Targetkan Jumlah Menara 67 Sites - Gihon Telekomunikasi Bidik Dana IPO Rp 260 Miliar

NERACA

Jakarta – Satu lagi pemain bisnis menara BTS yang meramaikan di pasar modal adalah PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk. Perseroan melalui aksi korporasi penawaran umum saham perdana atau initia public offering (IPO) berencana melepas sebanyak-banyaknya 200 juta sahan baru atau sekitar 33,49% dari modal ditempatkan dan disetor. “Harga saham yang ditawarkan sebesar Rp 1.100-Rp 1.300 per saham,”kata Presiden Direktur Gihon Telekomunikasi, Rudolf P. Nainggolan di Jakarta, kemarin.

Dengan begitu, lewat aksi korporasi ini Gihon mengincar dana sebesar Rp 220 miliar sampai Rp 260 miliar. Sebanyak 72% dari total dana hasil IPO akan digunakan untuk membayar utang ke Bank Mandiri sebesar Rp 150 miliar. Gihon akan menggunakan 23% hasil IPO untuk modal kerja, dan 3% sisanya akan digunakan untuk belanja modal.

Lewat IPO ini, perseroan menargetkan jumlah menara bisa bertambah 67 sites pada tahun ini. Mayoritas sites baru ini akan dibangun di Sumatra. Perusahaan juga berminat memperluas lokasi menara ke Kalimantan dan Papua, lantaran tingginya kebutuhan data seluler hingga ke pelosok daerah. Direktur Keuangan Gihon Telekomunikasi Indonesia, Monika Ferolina menambahkan, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah menara lewat cara akuisisi. "Kami sedang melakukan penjajakan dengan beberapa perusahaan lain," jelasnya.

Adapun hingga September 2017, perusahaan penyewaan menara telekomunikasi ini memiliki total 443 menara. Sebanyak 30,47% dari total menara tersebut tersebar di Pulau Sumatra dan sisanya di Pulau Jawa. Untuk melancarkan rencana ekspansi, perusahaan membutuhkan dana sekitar Rp 67 miliar. Sebagian dana tersebut akan dipenuhi dari hasil pelaksanaan IPO. "Sisanya dipenuhi dari dana internal perusahaan serta pinjaman bank," ungkap Monika.

Dari sisi kinerja keuangan, Gihon Telekomunikasi menargetkan pendapatan tahun ini bisa tumbuh 15%. Sebagai informasi, Gihon Telekomunikasi Indonesia merupakan perusahaan penyewaan menara telekomunikasi untuk operator seluler. Perusahaan ini menyewakan menaranya untuk beberapa operator besar diantaranya XL Axiata, Telkom, Indosat, Smartfren dan Hutchin 3 Indonesia.

Gihon menunjuk Indopremier Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) IPO. Masa penawaran awal atau book building akan berlangsung pada 2 Maret-12 Maret 2018. Pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditargetkan didapat pada 26 Maret 2018, sementara masa penawaran umum akan berlangsung pada 28 Maret-4 April 2018 dan diharapkan tercatat di bursa pada 9 April 2018 nanti.

Gihon Telekomunikasi Indonesia merupakan perusahaan penyewaan menara telekomunikasi. Hingga September 2017 lalu, perusahaan telah memiliki 443 menara yang tersebar di Jawa dan Sumatra. Hingga 30 September 2017, Gihon meraup pendapatan Rp 67,76 miliar dengan laba Rp 21,39 miliar. Sedangkan total aset perusahaan menara ini Rp 348,56 miliar dengan ekuitas Rp 118,17 miliar.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…