INFLASI FEBRUARI KUMULATIF 3,18% - Waspadai Pelemahan Kurs Rupiah Terhadap US$

Jakarta-Pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS belakangan ini akan berdampak pada pergerakan inflasi, karena hal ini terkait langsung dengan impor bahan pangan seperti kedelai, jagung, gandum. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan data inflasi Februari 2018 tercatat 0,17% atau kumulatif 3,18% (year on year).

NERACA
"Barang impor kalau di inflasi itu kedelai, gandum, jagung. Jagung ke pakan ternak, kedelai ke tahu tempe, produk lebih lanjut dari kedelai. Kalau terigu ke mie, roti. Ini perlu diwaspadai, dengan kenaikan kurs kalau bahan baku impor bisa berdampak ke produk lanjutannya," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di Jakarta, Kamis (1/3).

Menurut dia, pelemahan kurs rupiah terhadap dolar AS akan berdampak pada meningkatnya harga produk-produk impor dan produk-produk lanjutannya. Menurut data pekan terakhir Februari hingga awal Maret 2018, nilai tukar rupiah terhadap US$ memang menunjukkan pelemahan, kurs tengah BI per 20 Februari 2018 tercatat Rp13.573 melemah menjadi Rp 13.793 per US$ pada 1 Maret 2018.

Yunita menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah memang akan memengaruhi nilai impor dan harus diwaspadai karena akan mengerek inflasi lebih tinggi."Akan berpengaruh ke nilai impornya, karena kursnya akan lebih tinggi. Itu yang harus diwaspadai ke inflasi," ujarnya. Jika dibandingkan posisi 29 Januari 2018, tren rupiah menunjukkan koreksi selama sebulan ini atau terdepresiasi  2,88% dari level Rp13.366 per US$.

Selain potensi meningkatnya inflasi karena pelemahan rupiah, Yunita juga menyebutkan potensi peningkatan inflasi pada Maret 2018 karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. "Kita lihat, kalau bulan depan ada kenaikan ya otomatis termonitor di inflasi, akan tergambar. Kalau bulan depan naik lagi, kan harga BBM naik terus ya. Yang langsung kena dampak terutama adalah yang di nonsubsidi. Hanya pemerintah hati-hati yang subsidi premium, kan pemerintah kan janji tidak naikkan," ujarnya.

Masih Kompetitif

Sebelumnya Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rupiah masih kompetitif meski terdepresiasi terhadap dolar AS. Menurut dia, pelemahan rupiah juga tak lepas akibat membaiknya perekonomian AS sehingga mempengaruhi pergerakan mata uang di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Sri Mulyani mengakui, kondisi di AS juga mendorong The Fed membuka peluang kenaikan suku bunga Fed Fund Rate yang lebih besar lagi. Namun kondisi tersebut diyakini akan mampu diantisipasi dengan baik sehingga nilai tukar rupiah masih kompetitif bagi para eksportir.
"Dari sisi rupiah selama ini kalau kita lihat nilai tukarnya selalu kompetitif. Bahkan selama kenaikan Fed Fund Rate di 2016 dan 2017 nilai tukar kita relatif stabil," ujarnya di Jakarta, Selasa(27/2).

Selain itu, Pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell untuk pertama kalinya di Capitol Hill, Washington DC, pekan ini, juga berdampak terhadap pelemahan terhadap nilai rupiah terhadap dolar AS.

Powell mengatakan, kepastian kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) setidaknya tiga kali dalam 2018, disertai target mengejar inflasi di AS untuk mencapai 2%, membuat nilai mata uang dolar AS menguat signifikan.

Meski demikian, Head of Economic and Research UOB Bank Enrico Tanuwidjaja masih melihat bahwa nilai tukar rupiah akan tertekan jelang masa-masa rapat FOMC. Namun, dia berharap fluktuasi kurs bisa mereda pasca rapat FOMC bulan ini menyimpulkan jumlah kenaikan suku bunga acuan yang akan dilakukan The Fed.

Setelah angkanya keluar, maka seharusnya fluktuasi yang terjadi berikutnya tidak terlalu liar. Pasalnya, ketidakpastian investor di pasar modal yang tercermin dari aksi memindahkan modal setidaknya bisa berkurang.

Menurut dia, kondisi ini sebetulnya tak perlu disikapi dengan sikap ekstra cemas. Apalagi, tak hanya Indonesia saja yang mengalami pelemahan nilai tukar, won Korea dan dolar Singapura bahkan disebutnya terjerumus lebih parah ketimbang Indonesia. "Makanya, untuk momen kali ini saya tidak setuju jika dibilang pelemahan rupiah, karena dari sisi internal memang tidak ada masalah. Yang ada memang dolar menguat dan tentu saja ini masih bisa diantisipasi dengan baik," ujar Enrico seperti dikutip CNNIndonesia.com.

Inflasi Inti

Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan dengan inflasi di Februari, maka capaian inflasi 2018 sejauh ini tercatat 0,79%. Dia berharap akan bisa dicapai sesuai target tahunan yakni sebesar 3,5%. Adapun dari 82 kota IHK, 55 kota mengalami inflasi, sementara 27 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi berada di Kota Jayapura sebesar 1,05% dan terendah di Palangkaraya sebesar 0,04%. Sementara deflasi tertinggi di Medan -0,96% dan terendah di Lubuklinggau -0,02%.

Menurut Kecuk, inflasi Februari lebih disebabkan oleh inflasi inti yang sebesar 0,26%, sementara inflasi yang disebabkan oleh harga yang diatur pemerintah tercatat 0,07% serta inflasi karena harga bergejolak sebesar 0,10%. Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi disebabkan oleh makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43% dengan andil 0,07%.

"Inflasi pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan rokok kretek dan rokok kretek filter dengan andil 0,01% dan makanan jadi ayam goreng 0,01%," ujarnya.

Disusul oleh sandang yang mengalami inflasi 0,35% dengan andil 0,02% yang berasal dari sumbangan kenaikan harga emas sejalan dengan kenaikan harga di global. Lalu kelompok kesehatan yang mengalami inflasi 0,26% dengan andil 0,01%.

Sementara untuk kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi 0,22% dengan andil 0,05% disumbang dari kenaikan tarif sewa rumah, upah tukang dan upah pembantu rumah tangga yang andilnya sebesar 0,01%.

Sementara bahan makanan mengalami inflasi sebesar 0,13% dengan andil 0,01%. Adapun komoditas yang menyumbang inflasi di kelompok ini di antaranya kenaikan harga beras dan bawang putih dengan andil 0,04%, kenaikan harga ikan segar dan bawang merah dengan andil 0,02% serta kenaikan harga beberapa jenis sayuran dan buah-buahan seperti pepaya, semangka, cabai merah dengan andil 0,01%.

Dia menuturkan, berdasarkan kelompok komponennya, laju inflasi Februari 2018 memang didominasi oleh komponen inti yang mengalami inflasi sebesar 0,26% dengan andil terhadap inflasi Februari 2018 sebesar 0,15%.

Sementara itu, kelompok komponen yang harganya diatur pemerintah dan komponen yang harganya bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,07% dan 0,1% dan memberikan sumbangan terhadap inflasi masing-masing sebesar 0,01%. "Betul, inflasi 0,17% didominasi oleh inflasi inti 0,26% dengan andil 0,15%," ujar Kecuk.

Untuk komoditas di komponen inti yang mengalami inflasi sendiri yaitu emas yang memberikan sumbangan 0,02% dan dipengaruhi oleh pergerakan harga emas internasional. "Komoditas lain lebih karena kenaikan domestik seperti kenaikan upah pembantu rumah tangga (PRT) 0,01%, kenaikan tarif sewa rumah 0,1%, dan naiknya tarif tukang bukan mandor 0,01%. Ada juga beberapa komoditas seperti soto dan ayam goreng," ujarnya.

Beberapa komoditas lain yang mengalami kenaikan harga pada Februari 2018 antara lain rokok kretek, rokok kretek filter, beras, bawang putih, ikan segar, bawang merah, emas perhiasan, bensin, mie kering instan, anggur, pepaya, semangka, cabai rawit, tarif sewa rumah, upah tukang bukan mandor, tarif listrik, upah pembantu rumah tangga, dan mobil. bari/mohar/fba

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…