Penilaian Bekraf - Kontribusi Ekonomi Kreatif Terhadap PDB Terus Meningkat

Pelan namun pasti, peran ekonomi kreatif memberi kontribusi ke perekonomian nasional mulai terlihat. Saban tahun, kontribusi industri ini ke produk domestik bruto (PDB) nasional terus mengalami kenaikan secara perlahan.

Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf ,menyebutkan akhir tahun 2017, PDB industri kreatif di akhir tahun 2017 bisa mencapai Rp 1.000 trilyun. Atau ada tambahan sekitar Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun dari PDB industri ini pada tahun 2016 yang tercatat Rp 922 trilyun.

Salah satu penopang berasal dari industri film. Menurut catatan Triawan, jumlah penonton film Indonesia terus melonjak. "Jumlah penonton film nasional hanya 16 juta tahun 2016. Nah, akhir tahun 2017 jumlah naik jadi 42,7 juta dengan jumlah 1.100 layar bioskop. Dan saat ini jumlah layar pun meningkat menjadi 1.500 layar," ungkap Triawan Munaf dalam paparan PDB Ekonomi Kreatif.

Ia pun optimistis, dalam tahun mendatang, kontribusi ekonomi kreatif terus bertumbuh karena saban tahun ada tambahan sekitar Rp 70 triliun sampai Rp 80 triliun.

Namun, untuk bisa mencapai target tersebut perlu ada upaya lebih. Seperti memperluas jangkauan industri ini tidak cuma berpaku di pulau Jawa saja. Sebab dari 8,2 juta pelaku usaha industri kreatif (2016), sekitar 65,37% ada di Jawa. "Seharusnya, ekonomi kreatif juga bisa berkembang di wilayah lain, khususnya Indonesia Timur," tuturnya.

Maklum, pemain ekonomi kreatif di Indonesia Timur, seperti Papua, Maluku atau Sulawesi baru 6,53%, atau sekitar 533.000 pemain saja.

Triawan sendiri memproyeksi, selain tiga bidang utama (kuliner, fesyen, kriya), ada bidang lain yang bakal mengalami pertumbuhan tinggi pada tahun ini. Selain film ada juga animasi, desain komunikasi, dan pengembangan aplikasi dan gim.

Kepala BPS, Kecuk Suharyanto berharap penyebaran industri kreatif bisa lebih merata ke depannya. Selain itu yang tidak boleh dilupakan adalah industri ini masih belum banyak yang berstatus badan hukum. Ini membuat upah industri ini masih kalah dengan industri lain. Ambil contoh pebisnis rumah makan dan para pengrajin.

Tahun Emas

Tahun 2018 diprediksi akan menjadi puncak pertumbuhan ekonomi kreatif (ekraf) atau tahun Emas . Tren di 2018 juga akan semakin ramai oleh generasi zaman now sebagai pencari ekraf (leisure economy) yang berkaitan erat dengan pangsa pasar industri kreatif.

Sebelumnya, Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik mengatakan, pihaknya akan fokus membenahi setiap subsektor di bawah naungan Bekraf. Pihaknya menggandeng lembaga kajian riset global yang berpengalaman dalam meneliti industri kreatif di seluruh dunia seperti Nielsen, PwC, Intel. "Sekarang kami sudah jangkau pelaku ekraf di ratusan kota. Ke depannya fokus kami untuk membenahi dan memperkuat ekosistem-ekosistem subsektor sesuai dengan hasil identifikasi. Karena itu kami libatkan lembaga riset yang berpengalaman dalam ekraf di berbagai negara," ujar Ricky.

Tantangan ekraf di 2018 datang dari lingkup internal dan eksternal. Terdapat berbagai regulasi yang harus disiapkan untuk mendukung pertumbuhan pelaku industri. Persaingan secara terbuka akan terjadi sehingga kualitas pelaku dalam negeri harus ditingkatkan. Wewenang pemerintah sangat besar untuk menata aturan main yang proporsional. Salah satunya peraturan Menteri Perdagangan dan peraturan Bea Cukai untuk membuka ruang e-commerce menjual secara satuan dengan tujuan ekspor.  "Kami sedang siapkan kajian size market dan potensi bisnis yang hilang apabila tidak diperbolehkan ekspor," katanya.

Sejumlah data menyebut pasar e-commerce nasional USD2,8 miliar, tetapi pada 2030 menjadi USD195 miliar. Besaran ini sejalan dengan pasar e-commerce global yang nilainya 100 kali lipat dari pasar Indonesia. "Kita tidak akan bisa menikmati itu. Produk satuan tersebut seperti musik dan film yang bisa dijual melalui iTunes. Potensi lainnya adalah busana dan kriya yang lebih mudah diekspor. Tujuannya terutama pasar AS, Inggris, dan China," ujarnya.

Bekraf terus mencatat kenaikan kontribusi ekraf terhadap total PDB Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Kontribusi ekraf terhadap PDB di 2017 diprediksi Rp990,4 triliun. Angka ini mengalami kenaikan dari 2016 sebesar Rp894,6 triliun dan naik dari Rp852 triliun di 2015. Dirinya optimistis ekraf dapat menjadi poros ekonomi baru Indonesia di masa mendatang. Lapangan kerja yang diciptakan mampu menyediakan pekerjaan untuk 16,4 juta orang di 2017 yang mengalami kenaikan dari 16,2 juta di 2016 dan 16,96 juta pekerja di 2015.

BERITA TERKAIT

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital

  Cara Melestarikan Budaya Lokal di Era Digital NERACA Jawa Tengah - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian…