Bank Muamalat "Diserbu" Ribuan Jamaah Yusuf Mansur

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Kantor pusat PT Bank Muamalat Indonesia Tbk di jalan Prof Dr Satrio, Kuningan Jakarta Selatan kedatangan ribuan jamaah pimpinan Ustad Yusuf Mansyur. Jamaah tersebut merupakan para mitra dari bisnis yang dimiliki Ustad Yusuf Mansyur seperti Paytren dan Pesantren Darul Quran, dan PPA Darul Quran. Kehadiran mereka untuk membuka rekening secara berjamaah. 

Direktur Utama Bank Muamalat Ahmad K Permana mengatakan kegiatan ini merupakan bukti bahwa bank syariah tumbuh bersama umat. "Dukungan ril dari umat islam kepada bank syariah sudah semestinya dibuktikan dengan menjadi nasabah bank syariah karena itu merupakan dukungan konkrit," ungkap Permana saat menyambut ribuan jamaah untuk menjadi nasabah Bank Muamalat di kantornya, Rabu (28/2).

Ustaz Yusuf Mansyur membawa lebih dari 1.000 orang jamaahnya ke kantor pusat Bank Muamalat. Tujuannya adalah untuk membuka rekening di bank pertama syariah tersebut sehingga nantinya bermanfaat untuk menambah dana murah melalui pembukaan rekening di bank syariah tertua yang sedang bergerilya mencari investor itu. "Umat ingin mendorong industri perbankan syariah, Insya Allah, inilah langkah konkret kami membantu menanam kebaikan di Bank Muamalat," ujar Yusuf.

Menurut Yusuf, Bank Muamalat merupakan bank pelopor syariah milik umat yang harus didukung. "Ada umat yang datang dari Kalimantan Utara. Dia dari rumahnya ke Kalimantan Utara tiga jam naik 'speed boat', ke bandara setengah jam sendiri. Dua hari jalan kemari cuma buat buka tabungan Rp100 ribu. Ongkos dia lebih mahal dibanding tabungan yang dia buka," kata dia.

Yusuf meyakini berbagai pihak akan berbondong-bondong membantu Muamalat. Dia berharap Muamalat dapat menjadi bank syariah terbesar dan masuk ke dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV dengan memiliki modal inti di atas Rp30 triliun. Namun, Yusuf membantah akan membeli saham Muamalat. Sejauh ini, kata dia, kerja sama antara dirinya dan Muamalat hanya kerja sama melalui pemanfaatan layanan yang digunakan nasabah Paytren. "Kata siapa saya siapkan uang untuk beli saham ? Saya konsentrasi membantu Muamalat melalui Paytren," kata Yusuf.

Sekedar informasi, tahun lalu PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengeluarkan pernyataan akan menerbitkan saham baru untuk penambahan modal perseroan. Namun, rencana itu gagal lantaran calon investor kehabisan waktu untuk mengakuisisi saham bank syariah pertama di Indonesia.

Lalu, mengapa Bank Muamalat membutuhkan tambahan modal? Rasio kecukupan modal Bank Muamalat per September 2017 mencapai 11,58% atau mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 12,75%. Angka tersebut masih terbilang rendah lantaran Statistik Perbankan Syariah (SPS) per September rata-rata rasio kecukupan modal bank syariah nasional 16,16%.

Berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat, non performing financing atau rasio pembiayaan bermasalah Bank Muamalat pada 2015 secara kotor sempat melewati batas aman dari regulator yaitu 7,46% atau sebesar Rp1,36 triliun. Kemudian pada 2016 mulai membaik di posisi 3,97% atau Rp696,2 miliar. Sementara per September 2017 NPF nya tercatat sebesar 4,54%.

Meskipun begitu, Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Muamalat K.H Ma'ruf Amin menegaskan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk tidak boleh dibiarkan mati, dan meminta berbagi pemangku kepentingan untuk membantu bank syariah tertua di Indonesia itu. "Bank Muamalat tidak boleh mati karena Bank Muamalat itu amanah dari pejuang-pejuang Majelis Ulama Indonesia," kata Ma'ruf.

Ma'ruf mengatakan Muamalat saat ini dalam kondisi sehat. Namun, kata dia, banyak pihak-pihak yang melontarkan wacana negatif tentang kondisi Muamalat agar masyarakat tidak mempercayai pelopor industri keuangan syariah itu. "Ada isu-isu miring yang membuat masyarakat tak percaya Muamalat. Muamalat adalah sistem perbankan syariah pertama di Indonesia. Dari Muamalat kita mulai membangun pasar modal syariah, asuransi syariah, perbankan syariah, sampai sekarang berdiri Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)," ujar Ma'ruf.

Maaruf mengaku baru bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Ma'ruf, Presiden sepakat untuk menumbuh-kembangkan ekonomi syariah dengan membuat gerakan "arus ekonomi baru". "Kita bicarakan cara untuk memberdayakan umat. Agar umat ini tidak lemah. Yaitu kami bawa tema untuk arus baru ekonomi Indonesia. Kenapa arus baru ? karena selama ini ekonomi dibangun dari masyarakat atas. Bukan dari bawah," ujar dia.

 

BERITA TERKAIT

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Jasa Raharja Berikan Santunan ke Korban Kecelakaan Tol Cikampek KM 58

  NERACA Jakarta – PT Jasa Raharja memberikan uang santunan kepada 12 orang korban kecelakaan Tol Jakarta-Cikampek KM 58 masing-masing…

Spekulasi Pasar Terhadap The Fed Sebabkan Pelemahan Rupiah

  NERACA Jakarta – Ekonom sekaligus Menteri Keuangan (Menkeu) periode 2014-2016 Bambang Brodjonegoro menilai, pelemahan rupiah terhadap dolar AS disebabkan…

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik

Zurich Syariah Optimis Kinerja Asuransi Kendaraan akan Positif Selama Mudik NERACA Jakarta - Presiden Direktur PT Zurich General Takaful Indonesia…