Hilirisasi Industri Sawit Dianggap Belum Optimal

NERACA

Jakarta – Peneliti dari Center for Southeast Asian Studies Kyoto University Jepang, Prof. Kosuke Mizuno mengatakan, hilirisasi industri sawit perlu ditingkatkan sehingga ekonomi terus meningkat. "Indonesia sebenarnya bisa mengusai CPO dunia, bahannya ada, sumberdaya manusianya ada. Jadi arah pemikiran jelas sekali hilirisasi," kata Prof Mizuno di Jakarta.

Dia mengatakan, industri sawit sangat berkembang begitu juga dengan lahan perkebunan sawit yang semakin luas. "Tapi Indonesia hanya sebagai pengekspor CPO, sementara industri produk sawit sangat kurang, apakah sabun, kosmetik, margarin," tambah dia, sebagaimana disalin dari laman Antara, Rabu (28/2).

Peningkatan penanaman sawit sangat meningkat, begitu juga dengan permintaan CPO yang semakin besar. Karena itu CPO sangat berperan bagi ekonomi nasional. Tapi pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak bisa hanya bersumber dari ekspor bahan mentah saja, tapi perlu diolah sehingga nilai jualnya juga bertambah.

Di sisi lain, semakin berkembangnya lahan sawit juga berdampak pada risiko kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kerugian besar bagi masyarakat terutama yang ada di sekitar lahan.

Kosuke Mizuno mengatakan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan maka kearifan lokal harus dihormati. "Banyak sekali kearifan lokal dan tiap daerah kondisinya memang berbeda, tapi harus dihormati," ujarnya. 

Ketua Himpunan Gambut Indonesia (HGI) Supiandi Sabiham menyatakan, pemanfaatan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit tidak merusak lingkungan asalkan dikelola secara benar.Bahkan, tambahnya, gambut yang dimanfaatkan untuk sawit akan semakin baik dan tidak mudah terdegradasi. "Penanaman sawit di lahan gambut tidak hanya sekadar mengejar aspek ekonomi dan sosial saja, tapi juga mampu menjaga ekosistem lahan itu sendiri," katanya.

Menurut dia, tanah gambut memiliki karakter cepat kering dan mudah terbakar pada saat musim kemarau. Tapi hal itu dapat diantisipasi dengan pembangunan sistem drainase yang baik. Membuat kanal beserta parit serta pintu-pintu air yang berfungsi membuang kelebihan air ketika musim hujan dan menahan air saat musim kemarau sangat penting. "Dengan begitu, air tanah akan terjaga, sehingga tidak mudah terjadi kebakaran. Kuncinya adalah pengelolaan yang benar, disiplin, dan berkesinambungan," tuturnya.

Supiandi menyatakan, tujuan pengelolaan yang baik adalah kelembaban muka air tanah, namun kelembaban itu tidak ditentukan oleh tinggi muka air seperti yang dipersyaratkan 0,4 M. "Dalam kawasan hutan primer saja, ketinggian 0,4 mustahil dilakukan," ucapnya.

Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI bidang Penelitian Kiki Verico mengatakan, selama 15 tahun terakhir, sektor berbasis sumber daya alam (agrilculture), minyak dan gas bumi serta industri makanan dan minuman (mamin) memberikan dampak sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. "Kenaikan ketiga sektor ini mempunyai dampak signifikan terhadap kenaikan produk domestik bruto," imbuhnya.

Oleh karena itu, menurut dia, seharusnya setiap regulasi yang bisa berpengaruh terhadap ketiga sektor serta berpengaruh terbagai makro ekonomi Indonesia seperti PP Nomor 57 tahun 2016, sejak awal sebaiknya dibahas secara bersama dengan melibatkan semua unsur pemangku kepentingan. "Seharusnya setiap regulasi perlu memasukkan semua unsur termasuk ekonomi karena kebijakannya berdampak terhadap masyakat," katanya.

Sementara itu, pakar lingkungan hidup Emil Salim mengatakan pengelolaan lahan gambut merupakan pilihan untuk mempertahankan atau merusak ekosistem yang berdampak pada risiko kebakaran lahan. "Maka pengelolaan lahan gambut adalah pilihan mempertahankan eksosistem gambut dengan tanaman yang sesuai atau tanaman yang merusak dan risiko besar kebakaran," kata Emil Salim.

Emil mengatakan, fakta luas areal perkebunan didominasi 61 persen oleh sawit, begitu juga dengan perkebunan besar 90 persen didominasi sawit. "Perkebunan kita didominasi monokultur sawit. Kelapa sawit tidak ada di tanam di tanah merah, sebagian besar di gambut dan cara paling praktis adalah membakar lahan," jelasnya. munib

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…