Daur Ulang Sampah Plastik - Coca Cola Fasilitasi Pengumpulan 100 Titik di Sekolah

Menjadi negara peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, menjadi gambaran besarnya tingkat konsumsi masyarakat dan buruknya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah plastik yang berdampak pada kerusakan alam sekitar. Sebagai diketahui, persoalan sampah plastik merupakan isu lingkungan yang patut diperhatikan serius, mengingat kantong plastik dan jenis plastik lainnya sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme.

Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian. Kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan pun akan terurai lama dan tetap akan menjadi sampah. Terlebih lagi karena sifatnya yang cepat terurai menjadi mikro plastik, akan lebih mudah untuk mencemari lingkungan. Berangkat dari keprihatinan tersebut, Coca-Cola Foundation Indonesia meluncurkan program plastic reborn yakni sebuah program yang didesain untuk menginspirasikan perubahan perilaku kepada generasi muda Indonesia tentang pengelolaan sampah kemasan plastik.

Chief Executive Coca-Cola Foundation Indonesia, Titie Sadarini mengatakan, melalui program ini, Coca-Cola memfasilitasi pengumpulan botol kemasan plastik minuman di lebih dari 100 titik Sekolah Menengah Atas & Universitas di kawasan Jakarta untuk kemudian dikelola dan diproses menjadi tas multifungsi yang keren dan bernilai komersial.”Salah satu permasalahan sampah ada pada perilaku masyarakat. Kami sadar tidak mudah merubah perilaku sehingga perlu sebuah pendekatan yang holistik. Plastic reborn pada intinya adalah upaya untuk memberikan pemahaman baru bahwa kemasan plastik bekas pakai sebenarnya dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang bernilai tinggi sehingga dapat tercipta sebuah lingkaran ekonomi yang berkelanjutan,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Plastic Reborn diinisiasikan oleh Coca-Cola Foundation Indonesia melalui kemitraan dengan ANCORA Foundation sebagai koordinator pelaksana dan didukung oleh Waste4Change dan Greeneration Indonesia sebagai pelaksana lapangan. Diharapkan, melalui program Plastic Reborn ini bisa menginspirasi generasi muda berinovasi memanfaatkan sampah kemasan plastik bekas menjadi tas multifungsi.

Di sisi yang lain, melalui program Plastic Reborn ini Coca-Cola mencoba memfasilitasi terjalinnya sinergi strategis di antara para aktor untuk ikut terlibat dalam pengelolaan sampah. Mulai dari dunia usaha atau produsen, konsumen (pengguna), pengelola dan pendaur ulang (waste management company), industri produk plastik, LSM/Gerakan Masyarakat, hingga pelaku e-Commerce.”Dengan memetakan peran masing-masing dan mensinergikannya, kami berharap dapat menciptakan rantai pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yang pada akhirnya akan membantu mewujudkan praktik pengelolaan sampah secara optimal,”kata Triyono Prijosoesilo, Public Affairs and Communication Director Coca-Cola Indonesia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan, Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati menambahkan, pihaknya menyambut baik gerakan plastic reborn. Hal ini katanya sejalan dengan upaya pemerintah untuk menekan volume sampah. Data dari Kementerian LHK, saat ini sampah Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dan 64% berakhir di TPA. Sementara menurut data BPS, tingkat perilaku memilah sampah di rumah tangga masih relatif rendah, yaitu 18,84%.

Sementara perilaku tidak memilah sampah sebelum dibuang masih relatif tinggi yaitu 81,16%. Dalam Perpres No. 97/2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah, ditetapkan target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025, ditambah dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi sampah plastik di laut sebesar 70% pada tahun 2025. Asal tahu saja, setiap tahun produksi plastik menghasilkan sekitar delapan persen hasil produksi minyak dunia atau sekitar 12 juta barel minyak atau setara 14 juta pohon.

Lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50% dari kantong plastik tersebut dipakai hanya sekali lalu langsung dibuang. Dari angka tersebut, hanya lima persen yang benar-benar di daur ulang.

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…

BERITA LAINNYA DI CSR

Peduli Lingkungan - SML Resmikan SVM, Penukar Sampah Botol Plastik

Wujudkan komitmen bisnis berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sinar Mas Land (SML) melalui Living Lab Ventures (LLV) menggandeng Plasticpay, sebuah startup…

Semarak Halal bil Halal - FIFGroup Berbagi Kebahaagiaan Bersama 35 Panti Asuhan

Setelah perayaan hari raya Idul Fitri 1445 Hijriah, penting untuk tetap menghidupkan semangat kebaikan dan saling berbagi kepada sesama. Dalam…

Gen-Z dan Milenial Pilar Penentu Pengelolaan Hutan Lestari

Generasi muda yang masuk dalam kelompok umur Gen-Z dan Milenial dinilai memiliki kreativitas dan penuh dengan gagasan inovatif serta mampu…