PREDIKSI KENAIKAN SUKU BUNGA DI NEGARA MAJU - IMF: Indonesia Perlu Antisipasi Risiko Global

Jakarta- Di tengah ketidakpastian pasar modal global dinilai masih akan menghantui negara-negara berkembang, seiring normalisasi kebijakan suku bunga yang dilakukan oleh sejumlah negara maju, Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde mengingatkan pemerintah Indonesia untuk segera menyusun beberapa kebijakan ekonomi demi mengantisipasi risiko tak terduga yang timbul dari normalisasi suku bunga AS.

NERACA

"Kami semua tahu bahwa normalisasi suku bunga pasti akan terjadi, tapi ketidakpastian masih tetap ada dan dampaknya ke dunia usaha, lapangan kerja, dan pendpaatan juga masih belum diketahui. Tentu saja, masih ada ruang untuk memperkokoh kebijakan ekonomi Indonesia," tegas  Lagarde di Jakarta, Selasa (27/2).

Menurut dia, setidaknya ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi dampak normalisasi suku bunga tersebut. Pertama, Indonesia bisa memperbaiki postur APBN dengan meningkatkan penerimaan agar keuangan negara tidak bergantung dari pembiayaan eksternal yang rentan terhadap sentimen eksternal.

Di samping itu, reformasi belanja negara juga perlu dilakukan, yakni dengan meningkatkan pengeluaran di infrasruktur dan bantuan sosial bagi masyarakat yang rentan miskin. "Ibaratnya, lebih baik memperbaiki atap di kala cuaca sedang cerah. Saat ini adalah momentum yang tepat untuk memperkuat kebijakan dengan cara meningkatkan penerimaan negara dan memperkuat pengeluaran untuk infrastruktur, pembangunan, serta jejaring sosial," ujarnya.

Meski demikian, Lagarde menilai Indonesia dan negara Asia tenggara lain sudah cukup kuat dalam menahan serangan eksternal, utamanya dari pengumuman kebijakan moneter AS tahun 2013, atau yang kerap disebut Taper Tantrum.

Dia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa menyentuh level 5,3% di tahun 2018 dan bisa meningkat dalam jangka menengah. "Selain itu, dalam dua dekade terakhir, tingkat kemiskinan Indonesia sudah turun 40%, harapan hidup naik 6%, dan jumlah penduduk yang mengenyam tingkat pendidikan tinggi sudah naik 250%. Ini merupakan cerminan yang baik bagi negara-negara Asia Tenggara," tutur dia.

Sejumlah risiko global berpotensi menerpa kondisi ekonomi negara-negara di dunia sepanjang 2018. Di antaranya terkait ketimpangan ekonomi dan sosial, serta ketegangan politik baik domestik maupun internasional.

Sebelumnya IMF dalam laporan tertulisnya 'The Global Risks Report 2018'  yang diterbitkan seiring pertemuan sejumlah pelaku kebijakan di World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss belum lama ini, mengungkapkan "Sejumlah risiko yang disoroti ialah terkait ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang berlangsung terus-menerus, ketegangan politik domestik dan internasional, bahaya lingkungan, dan kerentanan kasus di dunia siber."

IMF mengestimasi, 53% negara mengalami peningkatan dalam hal ketimpangan pendapatan selama tiga dekade terakhir, terutama di negara-negara maju. Organisasi Perburuhan Internasional (International Labour Organization-ILO) menyoroti pertumbuhan pendapatan di seluruh dunia telah melambat sejak 2012.

Sementara laporan tahunan terbaru Survei Persepsi Risiko Global (Global Risks Perception Survei-GRPS) 2018 menyimpulkan para responden pesimis dengan kondisi global pada tahun ini.

Menariknya, temuan yang paling mencolok tahun ini ialah berkurangnya risiko krisis ekonomi dalam skala besar. Hal itu melanjutkan tren perbaikan dalam beberapa tahun terakhir. Digambarkan bahwa krisis keuangan akan semakin surut, risiko ekonomi memudar dan membaik, berganti dengan risiko lingkungan.

Adapun rencana kenaikan suku bunga acuan di sejumlah negara maju termasuk Amerika Serikat diketahui berpotensi meningkatkan imbal hasil instrumen investasi di negara-negara tersebut. Akibatnya, hal tersebut dapat menimbulkan arus modal keluar (capital outflow) dari Indonesia, yang pada akhirnya akan mengurangi cadangan devisa dan mengganggu stabilitas nilai tukar rupiah.

Prospek Baik
Lagarde memuji kinerja perekonomian Indonesia yang tangguh serta memiliki prospek yang baik di tahun-tahun mendatang. "Perekonomian Indonesia telah terbukti tangguh dengan performa yang baik dan prospek yang menguntungkan," ujarnya seperti dikutip CNNIndonesia.com.

Hal tersebut diungkapkan Legarde usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo. Pertemuan keduanya dilakukan untuk membicarakan perkembangan perekonomian terkini, prospek Indonesia dan persiapan penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB di Bali.

Dalam pertemuan itu, Lagarde juga memuji kinerja Presiden Joko Widodo dan jajaran kabinet yang sukses memperkuat kerangka kebijakan ekonomi. "Kami juga mendiskusikan pentingnya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi yang potensial guna menciptakan lapangan kerja dan mendukung angkatan kerja yang terus tumbuh," ujarnya.

Legarde pun menekankan pentingnya kinerja kinerja penerimaan yang baik gua mendukung kualitas belanja pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Bank Sentral AS mengumumkan kenaikan suku bunga acuan dari 1,25% ke level 1,5% pada Desember lalu dan diperkirakan akan meningkatkan kembali suku bunganya bulan Maret mendatang. Adapun, AS tercatat sudah tiga kali menaikkan suku bunga acuan tahun lalu dan menyebabkan kenaikan pada imbal hasil surat utang negara AS (US Treasury Bond)

Lagarde juga menyampaikan berbagai pencapaian positif yang diperoleh Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, antara lain dalam bidang ekonomi dan bidang sosial.

Pada kesempatan memberikan sambutan pada acara Bank Indonesia (BI) dan International Monetary Fund (IMF) menggelar High Level Conference, kemarin, Lagarde mengunkapkan banyak isu yang diangkat seperti keberlanjutan ekonomi (sustainable economic) di dunia.

"Dari aspek regional, negara-negara ASEAN memiliki ketahanan ekonomi yang baik dan dapat menjadi contoh bagi negara-negara lainnya, antara lain dalam pelaksanaan pertumbuhan ekonomi inklusif," ujar Lagarde.

Namun, Lagarde juga mengingatkan bahwa di tengah pertumbuhan ekonomi ASEAN yang tengah membaik, saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan pembenahan perekonomian negara, baik dari sisi moneter dan makroekonomi maupun infrastruktur.

Dalam sesi diskusi, konferensi tingkat tinggi ini membahas isu penyesuaian kerangka kebijakan negara-negara dalam menghadapi kondisi makroekonomi dan struktural terkini, dan mengembangkan strategi pertumbuhan untuk membangun ketahanan ekonomi di tengah perubahan lingkungan ekonomi global.

Terkait pertumbuhan ekonomi skala global, Lagarde memproyeksikan itu akan tumbuh stabil di angka 3,9% sepanjang 2018. Sedangkan prediksi ekonomi Indonesia meningkat 5,3% pada tahun ini, sedikit di bawah target pemerintah yaitu 5,4%.

Satu hal yang juga dia soroti adalah investasi yang begitu besar dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk proyek infrastruktur. Menurut dia, itu akan sangat berguna ke depan untuk menggerakkan ekonomi negara. "Investasi pada infrastruktur sangat penting untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi ke depannya, meskipun pengeluarannya saat ini juga besar," ujarnya.

Secara terpisah, Presiden Jokowi mengemukakan, Indonesia saat ini selain sudah masuk dalam kelompok negara-negara grup 20 (G-20) juga sudah masuk dalam kelompok triliunan dolar club, atau kelompok negara yang memiliki kapasitas ekonomi senilai satu triliun dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.

"Produk Domestik Bruto (PDB) yang kita miliki sebesar satu triliun dolar AS per tahun, dan kita menjadi negara, meski pun negara dengan nomor ke-16 dalam GDP. Ini sekali lagi patut kita syukuri. Artinya GDP kita ini besar, jangan lupa itu," ujar Jokowi dalam sambutan peresmian pabrik obat Kalbe Group di Cikarang, kemarin.

Jokowi menuturkan, kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia terus berada pada kisaran di atas lima persen per tahun, di sekitar lima-enam persen per tahun. Ini berarti ekonomi Indonesia kaan naik dua kali lipat.

"Ini yang sering orang lupa. Naik 2 kali lipat dalam kurun kurang lebih 14 tahun ke depan. Berarti ekonomi kita akan menjadi sebuah ekonomi dengan nilai triliun US$ paling lambat di tahun 2032," ujar Jokowi. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…