Pijat Refleksi Kepresidenan : Simon Pieter Sujilan - Memijat Banyak Kepala Negara

Neraca. Siapakah Simon Pieter Sujilan? Pria yang akrab dengan nama Simon Peter. Tak banyak orang yang mengenal, namun dilingkungan pejabat negara, Simon begitu akrab. Kedekatan Simon dengan petinggi di republik ini, bukan karena ia seorang birokrat hebat, pengusaha besar apalagi memiliki ikatan persaudaraan dengan banyak kepala negara.

Pria kelahiran Yogyakarta, 1936 ini adalah ‘tukang pijat’ kepresidenan. Melalui tangannya, sebagian beban kepala negara dan pemimpin lembaga tinggi dan tertinggi negara mampu diringankan. Ibu Megawati Soekarno Putri, KH Abdulrachman Wahid, hingga Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan sederet nama menteri dan pejabat lainnya menjadi bukti kemampuan sosok yang kini memiliki dua orang cucu dari dua orang putra ini.

Ditemui ditempat ‘persembunyiannya’ di Bilangan Kepala Gading-Jakarta, sosok yang tetap membuka praktek pijat refleksi dengan nama, “Simon Peter,” masih terlihat segar menuturkan kisahnya.

Saat Bung Karno mengunjungi Yogyakarta dan singgah disebuah hotel, cerita Simon, proklamator itu memintanya untuk memijat, “Saat itu saya datang ke hotel untuk memijat,” ungkap Simon. Sebenarnya Simon memang sudah mengenal Siti Suhartini atau Hartini, istri ke dua Bung Karno.

Sejak peristiwa hotel, ia pun dekat dengan keluarga Bung Karno termasuk Megawati, Taufik Kemas, dan Puan Maharani yang kerap memintanya memijat hingga sekarang. “Sampai menjelang Bapak (Bung Karno) meninggal, saya masih memijat kakinya,” ungkap Simon sambil memperlihatkan sebuah photo dirinya dan Ibu Hartini dikamar Bung Karno.

Petualangan memijat Simon terus berlanjut hingga melayani Presiden RI Soesilo Bambang Yudhoyono, tak jarang ia dipanggil menuju kediaman SBY di Cikeas.  Berapa Bapak dibayar SBY? Ia pun menjawab, “SBY tidak pernah bayar,” ujarnya. Kenapa? Karena sudah begitu banyak orang yang mau membayari SBY, “Mereka (pengusaha besar) yang berada diruang sebelah, pasti berebut mau traktir SBY mijit. Ya saya tinggal kasih rekening saja,” ungkapnya tersenyum.

Simon yang masih membuka praktek untuk pijat refleksi khusus bagi balita, anak dan dewasa ini berujar, “Kalo seseorang sudah mampu memijat seorang balita,” kata Simon, berarti dia orang yang memiliki kemampuan untuk memijat, termasuk orang dewasa. Ia menilai, memijat balita lebih sulit dibandingkan dengan anak-anak atau orang dewasa, “Disini saya menerima pijat balita mulai dari umur satu bulan,” jelasnya.

Keluhan susah makan, badan tidak tumbuh optimal, sulit berbicara, dan berjalan pada balita menjadi keahliannya untuk dipulihkan. Bahkan tak sedikit dokter spesialis anak dan balita menyarankan kepada pasiennya untuk meminta bantuan Simon. “Saya senang membantu orang, tanpa melihat perbedaan ras, agama, dan suku. Kita semua sama dan harus saling menolong,” ujar pria yang memungut biaya jasa terbilang murah bagi masyarakat.

 

 

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…