Kemampuan Moneter Calon Gubernur BI Harus Teruji

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, berpendapat kemampuan moneter calon Gubernur Bank Indonesia harus teruji. "BI ini teknis sekali di sektor moneter, jadi kemampuan moneter calon gubernurnya harus teruji. Tidak sekadar orang ekonomi yang mengambil kuliah moneter," kata Enny ditemui usai sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (22/2).

Ia juga berpendapat pemimpin bank sentral berikutnya bukan dari pihak yang memiliki latar belakang perbankan karena urusan mikroprudensial sudah beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Kapabilitas dan pengetahuan mengenai moneter tersebut penting agar mampu menentukan model pengendalian dan memiliki ekspektasi yang tidak liar. Hal tersebut juga akan membantu terwujudnya stabilitas serta tidak banyak multitafsir terkait kebijakan yang diambil. "Perjalanan karier dan juga rekam jejak yang sifatnya kongret menjadi penting karena itu akan menjadi referensi dunia usaha," ucap Enny.

Masa kepimpinan Gubernur BI Agus Martowardojo akan berakhir pada 15 Mei 2018. Presiden Joko Widodo dijadwalkan mengirim nama calon Gubernur BI untuk uji kelayakan dan kepatutan pada pekan ketiga Februari 2018. Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofyan Wanandi memunculkan empat nama calon Gubernur BI, yaitu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, Agus Martowardojo, dan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo.

Saat dikonfirmasi mengenai namanya yang masuk bursa Gubernur BI, Chatib Basri, mengatakan dirinya tak mendapatkan informasi ini secara langsung dari pihak terkait. Dia mengaku mengetahui hal ini dari media. "Saya saja tahu dari media," ujarnya, beberapa waktu lalu.

Bambang Brodjonegoro juga enggan mengomentari pencalonan namanya untuk menduduki Bank Sentral. “Bursa apa? Bursa saham?," selorohnya kepada wartawan. Dia menegaskan enggan berkomentar tentang hal tersebut. "Tidak ada komentar soal itu," ucapnya sambil berlal

 

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…