Lepas Saham Ke Publik 25% - Dafam Properti Bakal Tambah Lima Hotel Baru

NERACA

Jakarta – Meskipun ada kekhawatiran pasar properti tahun ini masih melandai, namun hal tersebut tidak mengurungkan PT Dafam Property Indonesia untuk mengembangkan ekspansi bisnis dan termasuk rencana untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Apalagi, saat ini menjadi momentum tepat untuk IPO seiring dengan melesatnya pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur PT Dafam Property Indonesia, Billy Dahlan mengatakan, perseroan bakal IPO di tahun ini.“Kami merupakan perusahaan yang bergerak di bidang properti, residen, hotel, dan pengelolaannya, dana IPO nantinya untuk mengembangkan bisnis,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia mengemukakan bahwa rencananya perusahaan akan melepas sekitar 25% saham ke publik. Pihaknya menggunakan laporan keuangan periode Desember 2017 sebagai salah satu syarat pengajuan IPO. Dafam Property memiliki aset sebesar Rp300 miliar dan ekuitas Rp120 miliar.
Saat ini, dirinya menyampaikan bahwa perusahaan telah memiliki 30 hotel, dengan klasifikasi hotel bintang dua hingga empat. Perusahaan berfokus di wilayah Jawa Tengah, Sumatera, dan Indonesia bagian tengah.

Setelah IPO, dia menambahkan pihaknya berencana untuk melakukan penambahan hotel sebanyak lima unit per tahun. Sementara nilai investasi untuk membangun satu hotel sekitar Rp50 miliar. Disamping itu, perseroan juga berencana ekspansi dengan menambah lima hotel dan landbank seluas 2,5 hektare. Andy Irawan, Managing Director PT Dafam Hotel Management pernah mengatakan, perusahaan akan membangun 20 hotel per tahun untuk mencapai target 100 hotel hingga 2020. Saat ini, perusahaan telah mendirikan 16 hotel dengan kelas budget dan bintang 3 atau bintang 4.

Untuk membangun satu hotel bintang tiga, Dafam biasanya menganggarkan pendanaan sebesar Rp 50 miliar. Penambahan hotel akan dilakukan melalui pembangunan hotel baru, kerja sama, atau hanya mengoperasikan hotel. Sementara, tambahan landbank akan digunakan untuk membangun perumahan. Perusahaan yang berbasis di Semarang ini akan menambah tabungan lahan di wilayah Semarang. "Tahun ini, kami mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 60 miliar hingga Rp 70 miliar," kata Billy Dahlan.

Billy mengatakan, sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk investasi hotel yang merupakan bisnis jangka panjang perusahaan. Hingga saat ini, bisnis hotel milik Dafam terdiri dari hotel bujet dan hotel bintang. Perusahaan juga memiliki beberapa proyek residensial seperti Jatayu Residence dan juga Gaya Residence.

Sementara Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat menambahkan bahwa minat perusahaan untuk meraih pendanaan dari pasar modal salah satunya melalui IPO cukup tinggi di tengah ekonomi nasional yang kondusif.”Ke depan, masih ada beberapa perusahaan yang menyatakan minat untuk IPO," katanya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…