SDM Perbankan Jangan Kalah Dengan Mesin

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Sumber daya manusia (SDM) perbankan harus bisa berinovasi dalam membuat kebijakan dan terobosan agar tidak tergusur oleh mesin dan robot dalam masifnya digitalisasi ekonomi. Hal itu seperti dikatakan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. “Dalam waktu yang tidak lama, mesin-mesin akan datang dan akan banyak penggantian oleh mesin. Maka itu, kunci bagi SDM adalah inovasi karena inovasi tidak tergantikan oleh mesin,” kata Agus di Jakarta, Rabu (21/2).

Agus mengatakan SDM perbankan juga harus dilatih, bukan hanya dari kemampuan teknis perbankan namun juga dari aspek penanaman karakter, profesionalitas dan integritas. Di tengah digitalisasi ekonomi, kata Agus, nilai etika, integritas dan profesionalitas akan menjadi modal penting bagi bankir untuk mengembangkan industri perbakan yang sehat dan bermanfaat secara holistik. "Bankir-bankir harus punya karakter, etika dan integritas yang kuat, bukan hanya kemampuan perbankan saja. Berani katakan tidak dalam konteks yang baik dan sopan," ujarnya.

Perkembangan teknologi, terutama yang terkait dengan perubahan kegiatan ekonomi (ekonomi disruptif) dinilai akan berdampak pada dunia tenaga kerja di segala sektor. Ekonom yang juga Mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri sebelumnya mengatakan, jutaan lapanga kerja di Indonesia akan terdampak digitalisasi ekonomi sehingga SDM yang tidak terampil akan tergantikan oleh mesin.

Di sektor keuangan, misalnya, teknologi mampu menganalisa konsumen yang mengajukan kredit secara lebih baik dibanding analisa konvensional. Analisa itu seperti mencakup kemampuan finansial, modal, hingga jaminan. Pengenalan nasabah (know your customer) kini bisa dilakukan melalui swafoto. Sementara profilnya dapat dengan mudah disesuaikan dengan isi akun media sosial "Tidak heran kalau perbankan bisa membuat tingkat bunga yang berbeda untuk setiap orang, sesuai dengan personalnya," kata dia.

Sementara Direktur Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) Kharim Indra Gupta Siregar mengatakan, fenomena digital menawarkan dua pilihan kepada tenaga perbankan yaitu beradaptasi atau menunda perubahan dan tersapu persaingan. "Yang tidak kalah penting, digitalisasi juga memerlukan biaya yang tidak sedikit," ujarnya di kesempatan sebelumnya.

 

 

BERITA TERKAIT

BSI Masuk Top Ten Bank Syariah Global

    NERACA   Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) yang berhasil…

BI dan Perbankan akan Sediakan Layanan Penukaran Uang Hingga 7 April

    NERACA   Jakarta - Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan perbankan nasional dan mitra lainnya menyediakan layanan penukaran…

Perkuat Modal, 10 BPD Disebut Bakal Bentuk KUB

    NERACA   Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan sebanyak 10…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

BSI Masuk Top Ten Bank Syariah Global

    NERACA   Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) yang berhasil…

BI dan Perbankan akan Sediakan Layanan Penukaran Uang Hingga 7 April

    NERACA   Jakarta - Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan perbankan nasional dan mitra lainnya menyediakan layanan penukaran…

Perkuat Modal, 10 BPD Disebut Bakal Bentuk KUB

    NERACA   Jakarta - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan sebanyak 10…