KKP Bikin Percontohan Teknologi RAS Pada Unit Pembenihan Rakyat

NERACA

Yogyakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan tinjauan langsung ke Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di desa wisata Bokasen, Cangkringan, Kab. Sleman, (Selasa/12). Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Kunjungan Kerjanya di Provinsi DIY. Susi menyampaikan apresiasi atas keberhasilan pengembangan kawasan perikanan budidaya khususnya peran pemberdayaan masyarakat yang dilakukan kelompok pembudidaya ikan mina ngremboko. Ia, juga menilai kawasan ini layak untuk menjadi percontohan pengembangan ekonomi lokal bagi daerah lain.

"Kawasan mina ngremboko menjadi potret keberhasilan pemberdayaan ekonomi kerakyatan berbasis perikanaan budidaya dan patut menjadi contoh bagi daerah lain. Jadi kegiatan ekonomi seperti inilah yang harus tumbuh, bukan di mall-mall,” ujarnya di hadapan ratusan pembudidaya dan stakeholders yang hadir, sebagaimana disalin dari siaran resmi.

Susi menambahkan, saat ini kebutuhan  ikan akan terus naik seiring tingkat konsumsi ikan masyarakat yang memperlihatkan tren kenaikan dari tahun ke tahun yakni dari 36 kg/kapita/tahun menjadi 43 kg/kapita/tahun pada tahun 2017. Untuk itu menurutnya, subsektor budidaya akan terus didorong dalam mensuplai kebutuhan pangan berbasis ikan bagi masyarakat.

"Surplus demografi harus dimanfaatkan dengan membangun kualitas SDM masyarakat sehingga mampu bersaing, apalagi dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Kualitas SDM akan sangat ditentukan oleh suplai pangan yang berkualitas dan ikan menjadi alternatif terbaik untuk mencukupi kebutuhan protein tersebut. Ini terutama DIY harus genjot tingkat konsumsi ikan, masa DIY tingkat konsumsi ikannya paling rendah", kata Susi

Disisi lain, upaya menaikan produktivitas akan dihadapkan pada tantangan global yakni perubahan iklim dan lingkungan. Oleh karenanya, perlu ada intervensi melalui penerapan inovasi tekonologi yang adaptif. Perkembangan teknologi budidaya kian dinamis dan harus ditularkan secara masif ke masyarakat.

Susi menambahkan bahwa salah satu bentuk upaya KKP dalam menggenjot produksi, yakni dengan memberikan dukungan berupa pembangunan UPR teknologi pembenihan intensif sistem Resirculating Aquaculture System (RAS). "Dukungan pembangunan UPR sistem RAS diharapkan akan mampu naikan produktivitas secara signifikan. Saya minta dukungan ini dimanfaatkan sebaik baiknya", pungkasnya.

Untuk diketahui, RAS merupakan sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur  yang memungkinkan  pemanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air), seperti  fisika filter, biologi filter, UV, Oksigen generator untuk mengontrol dan menstabilkan  kondisi lingkungan ikan, mengurangi jumlah penggunaan air dan meningkatkan tingkat kelulushidupan ikan. Prinsip dasar RAS yaitu  memanfaatkan air media pemeliharaan secara berulang-ulang dengan mengendalikan beberapa indikator kualitas air agar tetap pada kondisi prima.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto disela sela dampingi Menteri Susi, menjelaskan bahwa Keunggulan sistem RAS jika dibandingkan dengan system konvensional, yakni system ini mampu menghasilkan produktivitas yang jauh lebih tinggi, dimana padat tebar nila mampu digenjot hingga mencapai 5.000 ekor/m3, sedangkan padat tebar pada sistem konvensional hanya mencapai 50 ekor/m2. Artinya, dengan penerapan system RAS ini produktivitas bisa digenjot hingga 100 kali lipat dibanding dengan sistem konvensional.

Kelebihan lainya, menurut Slamet yakni budidaya dengan sistem ini sangat menghemat penggunaan air, dan dapat dilakukan pada areal yang terbatas. Di samping itu, penggunaan teknologi RAS akan memberikan jalan keluar atas tantangan perikanan budidaya  seperti perubahan iklim dan kualitas lingkungan.

Dalam kesempatan yang sama, Saptono, Ketua Kelompok Mina Ngremboko, mengungkapkan bahwa sistem RAS mampu menaikan produktivitas benih secara signifikan. Ia, menjelaskan bahwa dukungan sistem RAS yang diberikan KKP dirancang untuk memproduksi benih ikan nila ukuran 5-7 cm sebanyak minim 108.000 ekor per bulan dengan padat tebar per kolam sebanyak 30.000 ekor.

"Secara ekonomi, dengan pengelolaan sistem RAS sebanyak 4 kolam, kami menargetkan pendapatan minimal Rp. 9.180.000,- per bulan atau min. Rp. 91.800.000,- per tahun," ungkap Saptono.

Sementara itu, inovasi teknologi baru lainnya dan mulai diperkenalkan pada usaha budidaya ikan yakni penerapan Microbubble Tecnology. Inovator dari UGM, Prof. Rustadi menjelaskan bahwa prinsip microbubble sama dengan aerasi. Hanya saja selain ukuran yang lebih besar, teknologi ini mampu menghasilkan gelembung udara yang lebih kecil (micro), sehingga ketersediaan oksigen terlarut dalam air lebih stabil dan tahan lama.

Keuntungan lain MBG dibanding konvensional antara lain : waktu lebh cepat 1 (satu) bulan dengan padat tebar tinggi 15-25 ekor/m2); produktivitas lebih tinggi 40% (600 kg/100 m2); lebih tahan penyakit; hemat penggunaan air; penggunaan pakan lebih efisien (FCR : 1,3); pertumbuhan cepat dan ikan lebih seragam.

"Tahun ini rencana komersialisasi, yang akan kerjasama dengan swasta. Karena cost produksi tidak terlalu tinggi. Kami menargetkan nantinya para pembudidaya di Indonesia bisa memanfaatkan teknologi ini,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…

BERITA LAINNYA DI Industri

Pertamina Patra Niaga Siap Salurkan BBM Subsidi Sesuai Kuota

NERACA Jakarta – Besaran kuota subsidi BBM dan LPG pada tahun 2024 telah ditetapkan. Didasarkan pada SK Kepala BPH Migas…

2024 Pertamina Siap Salurkan Subsidi Energi Tepat Sasaran

NERACA Jakarta – Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran. Melalui PT Pertamina Patra Niaga sebagai…

Pemurnian Nikel di Kalimantan Timur Terima Tambahan Pasokan Listrik - TINGKATKAN HILIRISASI

NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mendorong industri untuk meningkatkan nilai tambah melalui…