Melatih Anak untuk Tanggap Terhadap Bencana

 

 

 

Indonesia dapat dikatakan sebagai 'supermarket' bencana, sebab beragam bencana terjadi di Indonesia silih berganti dari waktu ke waktu. Dalam setiap kejadian bencana, anak-anak adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban. Sedang bencana, tidak dapat ditebak kapan terjadinya. Selain di rumah, sebagian besar kehidupan anak-anak berlangsung di sekolah.

Bagaimana jika bencana terjadi saat di sekolah? Untuk itu, perlu pembelajaran kesiapsiagaan bencana di sekolah. Itulah yang dilakukan oleh siswi SMA Pesantren Unggulan Albayan Putri, baru-baru ini. Sebanyak 70 pelajar di sekolah itu mengikuti simulasi penanggulangan bencana gempa bumi yang diselenggarakan bekerjasama dengan PMI Kabupaten Sukabumi dan BPBD yang bertempat di komplek yayasan Bina Ummat Sejahtera Jalan Salabintana Desa Karawang, Sukabumi, Jawa Barat.

Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Pesantren Unggul Al Bayan Putri, Khusnul Khotimah, mengatakan, mereka sengaja mengadakan kegiatan simulasi ini seiring intensitas bencana gempa yang sering terjadi di Sukabumi sekarang ini. "Harapannya dengan diberikan pendidikan tentang kesiapsiagaan bencana sejak dini, diharapkan para pelajar tidak panik saat terjadi bencana, bisa membuat jalur evakuasi di sekolah, serta menyelamatkan diri dan juga mampu meminimalisir dampak dari bencana tersebut," katanya.

Salah satu siswi kelas X MIPA 6, Siti Aulia Arinindita (Arin) mengungkapkan kesenangannya bisa belajar tentang simulasi bencana gempa di sekolahnya. Dia sendiri mengaku kadang panik kalau terjadi gempa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Melalui simulasi bencana gempa ini jadi tahu langkah langkah yang harus dilakukan. "Misalnya, kalau terjadi gempa di kelas, kita jangan panik, tenang, lindungi kepala, berlindung di bawah meja belajar dan mengikuti arahan guru lari ke tempat terbuka," kata siswi asal Bandung ini.

Di tempat yang sama, fasilitator dari PMI Kabupaten Sukabumi, Aris Munandar menuturkan, pendidikan kebencanaan berbasis di sekolah melalui kegiatan simulasi ini sangat penting dilakukan di setiap sekolah khususnya semua warga belajar. Apalagi Kabupaten Sukabumi merupakan daerah rawan bencana alam terutama dengan banyaknya rentetan gempa bumi akhir-akhir ini.

Sehingga anak diharapkan bisa mengetahui kesiapsiagaan bencana di sekolah dan bisa melakukan evakuasi mandiri jika terjadi bencana. Selama ini anak yang berada di sekolah kerap menjadi korban atau belum bisa menyelamatkan diri sendiri jika terjadi bencana. Seperti kejadian di kecamatan Kabandungan saat terjadi gempa yang berpusat di Lebak, Banten, bulan kemarin. "Maka dari itu, simulasi dinilai merupakan salah satu cara yang tepat untuk memberikan pendidikan tentang kesiapsiagaan bencana di sekolah," kata Aris. (CNN)

 

BERITA TERKAIT

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…

BERITA LAINNYA DI

40.164 Sekolah Miliki Siswa Berkebutuhan Khusus

    Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyebutkan terdapat 40.164 satuan pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peserta…

Perpusnas Bikin Kegiatan Mudik Asyik Baca Buku

  Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menyambut baik kegiatan mudik asyik baca buku tahun 2024 yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan…

Mengajak Anak untuk Ikut Mudik, Perhatikan Hal Ini

  Datangnya bulan Ramadan selalu bersamaan dengan persiapan umat muslim untuk pulang ke kampung halaman dengan tujuan berkumpul bersama keluarga…