Infrastruktur Gas untuk Kemandirian Energi Nasional

 

NERACA

Jakarta - Pembangunan infrastruktur gas yang memadai ke seluruh daerah di Indonesia dengan didukung alokasi anggaran yang mencukupi merupakan hal yang penting guna mewujudkan kemandirian di dalam sektor energi nasional. "Dengan visi jangka panjang, kita harus berdaulat dan mandiri di bidang energi, ini juga harus dipastikan, dan kita juga harus tahu bagaimana infrastruktur yang ada," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron dalam keterangan tertulis, akhir pekan kemarin.

Herman mencontohkan, PGN memiliki kemampuan yang cukup untuk membangun jaringan yang dibutuhkan guna melakukan konversi dari minyak ke gas. Hal tersebut, lanjut politisi Partai Demokrat itu, karena penggunaan energi gas dari sisi ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan penggunaan minyak. "Infrastruktur yang terbangun mestinya diberi kepercayaan yang lebih luas. Dengan konversi ini juga menjadi efisien," katanya.

Ia juga menyatakan bahwa dengan konversi tersebut maka tingkat kualitas udara juga menjadi lebih bersih karena emisi yang dikeluarkan oleh gas tersebut ternyata jauh lebih rendah dibandingkan emisi yang dikeluarkan dari hasil pembakaran BBM.

Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi memaparkan, meski infrastruktur dalam rangka mendistribusikan gas membutuhkan beban biaya yang mahal, tetapi hal tersebut dapat digunakan antara lain dengan menggunakan alokasi anggaran dari APBN. Selain itu, ujar dia, saat ini juga sudah ada konsep skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha.

Untuk itu, lanjutnya, diharapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar bisa memberikan perhatian lebih terkait hal itu. Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan 10.101 Sambungan Rumah (SR) Jaringan Distribusi Gas Bumi (Jargas) Rumah Tangga Wilayah Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto dari pendanaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Tahun 2017.

Pembangunan infrastruktur jargas di Kota Mojokerto ditugaskan kepada Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero), sedangkan PT Pertamina (Persero) mendapatkan mandat untuk membangun jargas di Kabupaten Mojokerto. "Jargas di Kabupaten Mojokerto dan Kota Mojokerto dibangun karena berdekatan dengan dua sumur gas yang signifikan dioperasikan CNOOC Madura Limited dan Kangean Energy Indonesia. Total pembiayaannya untuk jargas di kota dan kabupaten (Mojokerto) mencapai sekitar Rp86 miliar," ujar Jonan, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (10/2).

Lebih lanjut Jonan mengungkapkan pembangunan jargas ini adalah program yang dilaksanakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk pemerataan, memprioritaskan sumber daya yang ada untuk kemakmuran rakyat sesuai semangat ketahanan energi. "Pemerintah itu berusaha supaya semua sumber daya alam yang dimiliki bangsa dan negara ini, bisa digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Salah satu programnya adalah jargas di wilayah atau di permukiman atau di daerah di mana sambungan gas atau sumber gasnya tersedia," ujar Jonan.

Menteri ESDM itu menyampaikan, dengan jargas akan mengurangi ketergantungan terhadap liquefied petroleum gas (LPG) yang sebagian masih impor. "Setahun kebutuhan kita 6,5 juta ton, 4,5 juta di antaranya masih impor. Meski produksi gas bumi kita 1,2 juta setara barel oil per hari, jenis yang dihasilkan bukan C3 dan C4 yang bisa dibuat LPG," katanya pula.

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…