Lepas 1,86 Miliar Saham Ke Publik - Harvest Time Targetkan Listing April 2018

NERACA

Jakarta – Memanfaatkan melesatnya pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG), dinilai waktu yang tepat untuk melaksanakan penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Hal inilah yang tidak mau dilewatkan PT Hanson International Tbk (MYRX) untuk membawa anak usahanya PT Harvest Time untuk IPO.

Bila tidak ada aral melintang, perseroan akan membawa anak usahanya IPO pada akhir Maret 2018 dengan melepas saham sebanyak-banyaknya 1,86 miliar saham atau setara 15,02% dari modal disetor. Komisaris Utama MYRX sekaligus Direktur Utama PT Harvest Time, Benny Tjokrosaputro mengatakan, penawaran umum perdana ini ditargetkan bisa dilaksanakan pada kuartal pertama tahun ini. "Kami menggunakan laporan keuangan September 2017," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Selain menerbitkan saham, dalam penawaran umum ini, PT Harvest Time juga akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 3,67 miliar waran seri I yang setara dengan 35% dari modal disetur sebelum penawaran umum. Nantinya, setiap 100 saham baru memperoleh 197 waran seri I. Menurut Benny, Harvest Time diperkirakan bisa memperoleh dana segar sebesar Rp 373 miliar hingga Rp 560 miliar dari aksi korporasi ini. Sehingga, harga pelaksanaan IPO berkisar Rp 200-Rp 300 per saham.

Rencana IPO ini akan menambah panjang jejak anak usaha MYRX yang melantai di bursa saham. Sebelumnya, pada  2017, MYRX mengantarkan anak usahanya, PT Armidian Karyatama Tbk (ARMY) melantai di bursa. Disebutkan, nantinya seluruh dana IPO akan digunakan untuk keperluan belanja modal, termasuk untuk membiayai pembangunan infrastruktur, bangunan, perumahan, dan sarana pendukung lainnya serta untuk ekspansi cadangan tanah perusahaan di kawasan Maja, Tangerang, Banten.

Perseroan memutuskan menjaring dana melalui mekanisme pasar modal, pasalnya, untuk dana segar lewat pinjaman perbankan dinilai sulit. Benny menilai, sektor properti pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Ada beberapa sentimen yang mempengaruhi, diantaranya efek pemangkasan pajak oleh pemerintah Amerika Serikat. Bila terjadi pemangkasan pajak, diharapkan konsumsi Amerika Serikat juga bertumbuh. Hal itu, secara langsung akan mempengaruhi perekonomian negara berkembang. Sebab, jika konsumsi Amerika Serikat bertumbuh bisa menggerakan industri. "Industri jalan, maka supply bahan baku jalan. Maka Indonesia menikmati kenaikan harga dan konsumsi di Indonesia naik," katanya.

Asal tahu saja, dalam aksi korporasinya, perseroan telah menunjuk PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek untuk hajatan ini. Masa penawaran awal (book building) dijadwalkan pada 16-21 Maret 2018. Aksi ini diharapkan bisa mendapatkan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Maret 2018. Sementara, masa penawaran umum dijadwalkanpada 2-3 April 2018. Saham Harvest Time diprediksi bisa tercatat di papan bursa pada 9 April 2018.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…