Genjot Produksi 800 Ribu Ton Batu Bara - Borneo Sarana Bidik Pendapatan US$ 60 Juta

NERACA

Jakarta – Sukses mencatatkan saham perdananya di pasar modal, PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) langsung menggenjot produksi tambang batu bara lebih besar lagi seiring dengan mulai meningkatnya permintaan batu bara. Melihat besarnya peluang pasar tersebut, perseroan menyampaikan optimistis pendapatan tahun ini bisa meningkat tiga kali lipat dibanding tahun lalu.

Direktur Utama BOSS, Freddy Tedjasasmita mengatakan, harga batubara yang sedang dalam tren bullish serta produksi batubara yang diprediksi meningkat tahun ini, bisa mendukung pencapaian target tahun ini,”Kami yakin pendapatan tahun 2018 bisa mencapai US$ 60 juta," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkannya, jumlah tersebut tiga kali lipat lebih besar dibanding pendapatan BOSS pada 2017 lalu yakni US$ 20 juta. Faktor lain yang menjadi keyakinan pendapatan meningkat, selain harga yang positif juga hasil produksi batubara perusahaan yang berkualitas tinggi memungkinkan BOSS untuk menjual batubara dengan harga yang lebih tinggi dibanding harga patokan global. Selain itu, BOSS menargetkan peningkatan produksi di tahun ini. "Produksi kami diperkirakan bakal meningkat menjadi 800.000 ton tahun ini dengan pembukaan konsesi tambang baru," kata Freddy.

Tahun lalu, jumlah produksi batubara BOSS mencapai 200.000 ton. Sekitar 50% dari hasil produksi tersebut diekspor ke Jepang, sementara sisanya dijual di dalam negeri. Sementara Direktur BOSS, Widodo Nurly menambahkan, perusahaan menargetkan margin laba sebesar 25% pada tahun ini. Sehingga jika dihitung, perusahaan tambang batubara ini menargetkan laba bersih bisa mencapai US$ 15 juta pada tahun ini.

Kemudian dana yang berhasil dihimpun lewat IPO sebesar Rp 160 miliar, rencananya akan digunakan perseroan untuk membangun infrastruktur di sekitar tambang. Perusahaan akan membangun jalan untuk pengangkutan batubara (coal hauling) sepanjang 16 kilometer. Perusahaan tambang ini juga akan membangun pelabuhan (jetty) untuk kapal tongkang pengangkut batubara.

Perseroan mengungkapkan, pembangunan infrastruktur ini penting agar perusahaan bisa menghemat biaya pengangkutan hingga US$ 5 hingga US$ 6 per ton. Selain itu, BOSS juga menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 60 miliar hingga Rp 70 miliar pada tahun ini. Dana tersebut sepenuhnya berasal dari hasil pelaksanaan IPO yang digunakan untuk ekspansi dan Rp 50 miliar buat bayar utang ke Bank Victoria.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…