Siapkan Capex Rp 1 Triliun - Tower Bersama Bangun 1000 Menara di Luar Jawa

NERACA

Jakarta –Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi, PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) tahun ini menargetkan dapat membangun sekitar 1.000 menara baru di beberapa wilayah di Indonesia. Proyeksi tersebut lebih kecil dari realisasi penambahan menara baru di 2017 yang sebanyak 1.200 menara.

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso mengatakan sebanyak 80% dari rencana penambahan menara akan dibangun di luar pulau Jawa. Untuk memuluskan ambisinya, perseroan menyiapkan dana sekitar Rp1 trilliun yang akan bersumber dari pinjaman perbankan dan juga kas internal.”Investasinya Rp1 miliar untuk 1 menara," katanya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, meskipun hanya menargetkan 1.000 menara pada tahun ini, pihaknya tak menutup kemungkinan untuk membangun 2.000 menara jika jumlah tenant dapat bertambah. Penambahan menara baru dimaksudkan untuk mengakomodasi kehadiran tenant baru. Hingga akhir tahun ini perseroan menargetkan dapat menambah sekitar 2.500 tenant baru. Adapun jumlah tenant TBIG per Desember tahun lalu sudah mencapai 23 ribu."Asumsi belanja modal hingga Rp2 triliun jika sanggup order sampai 2.000 tower. Lima puluh persen menara perseroan disewa oleh Telkomsel,"jelasnya.

Terkait pendanaan dari perbankan, perusahaan masih memiliki dana US$ 200 juta yang belum ditarik dari kredit sindikasi 11 perbankan.  Meski demikian, Helmy bilang, TBIG akan senantiasa membuka ruang untuk akuisisi. Menurutnya, perusahaan tetap mempersiapkan pendanaan yang cukup untuk akuisisi, yang bersumber dari kas internal dan pinjaman bank. Sebagai informasi saja, beberapa waktu yang lalu, TBIG dikabarkan tengah negosiasi untuk membeli sejumlah perusahaan menara,seperti PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT).

Menurut Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere, dibalik ekspansi bisnis yang dilakukan, saham TBIG layak dikoleksi. Apalagi, operating profit margin TBIG sebesar 80%. Selain itu, net profit margin perusahaan tersebut juga cukup baik yakni sebesar 30%. "Bisnis TBIG sangat bagus dan selama perusahaan komunikasi masih memerlukan jasanya, pasti akan bagus sekali," kata Nico.

Meski price to earning ratio (P/E) perusahaan sudah mencapai 22 kali, namun menurut Nico, saham TBIG masih bisa dipertimbangkan. Sebab, perusahaan ini memiliki pertumbuhan yang sangat cepat. Dengan pertumbuhan yang cepat ini, bukan masalah jika P/E TBIG cukup tinggi. Saat ini, Nico merekomendasikan beli saham TBIG di level Rp 7.000. Sebagai gambaran, sepanjang tahun lalu, penambahan jumlah menara TBIG seluruhnya dilakukan secara organik, tidak melalui akuisisi.

Pada tahun ini, TBIG akan fokus membangun di beberapa daerah seperti Sumatra, Kalimantan, dan Indonesia Timur dengan target penambahan 2.500 tenant. Rinciannya, 1.000 tower baru dan 1.500 kolokasi. Adapun hingga September 2017 lalu, TBIG sudah mencatatkan penambahan jumlah tenant mencapai 2.700 tenant. Namun begitu, pembangunan menara akan disesuaikan dengan permintaan dari operator telekomunikasi.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…