Telat Laporan Keuangan - Dinilai Ngeyel, BEI Ancam Suspensi 15 Emiten

NERACA

Jakarta – Desakan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) agar emiten segera menyampaikan laporan kinerja keuangan untuk memberikan sentimen positif di pasar, belum semuanya direspon pelaku pasar. Bahkan ironisnya, pihak BEI mencatatkan ada 15 emiten yang dari tahun 2015 tidak menyerahkan laporan keuangan. Untuk itu, BEI tak segan-segan untuk menghentikan perdagangan emiten tersebut. 

Direktur BEI, Samsul Hidayat mengatakan, suspensi terhadap emiten-emiten yang dilakukan sejak 2015 tidak hanya terkait dengan ketidakpatuhan melaporkan kinerja keuangan, melainkan ada alasan lain, seperti tidak menyampaikan keterbukaan informasi atau melanggar ketentuan BEI.”Kalau menurut kriteria kami dia (emiten) harus di-delisting maka harus di-delisting. Harus di-review lagi. Kalau mereka ada usaha ingin hidup dan memenuhi ketentuan maka tidak di-delisting. Ada sekitar 10-15 perusahaan,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut Samsul menuturkan, upaya menghapus emiten dari papan perdagangan tidak bisa secara serta-merta dilakukan BEI dalam kurun dua tahun pasca periode suspensi. Namun, jelas dia, otoritas masih harus mencermati going concern emiten tersebut. "Saham mereka bisa diperdagangkan lagi kalau sudah memenuhi kewajiban, ketentuan, dan comply dengan aturan," ucapnya.

Sementara itu, lanjut Samsul, BEI juga berwenang untuk mensuspensi transaksi sekitar lima sampai enam emiten yang belum melaporkan kinerja keuangan hingga akhir September 2017. "Kalau yang buku Desember 2017 jatuh temponya pada 31 Maret 2018. Diharapkan emiten tidak menunggu hingga menjelang 31 Maret," pungkasnya.

Sebelumnya, BEI kembali memperpanjang penghentian perdagangan atau suspesi lima saham. Hal ini dilakukan karena kelima emiten tersebut belum menyampaikan laporan keuangan dan membayar denda. Kelima emiten ini adalah, PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA), PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN), PT Evergreen Invesco Tbk (GREN), dan PT Zebra Nusantara Tbk (ZBRA). "BEI memperpanjangpenghentian sementara perdagangan efek di pasar reguler dan pasar tunai sejak sesi I perdagangan efek tanggal 31 Januari 2018," kata I Gede Nyoman Yetna, Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI.

Masih telatnya emiten menyampaikan laporan keuangan, tidak sejalan dengan seruan Direktur Utama BEI, Tito Sulistio yang meminta seluruh emiten untuk menyerahkan laporan keuangan lebih cepat. Tujuannya adalah untuk mengerek laju IHSG. Pasalnya, kinerja perusahaan yang melantai di bursa cukup memuaskan.”Pesan saya adalah tolong emiten-emiten yang sahamnya bagus dipercepat rilis laporan keuangannya. Tunjukan bahwa kinerja perusahaan bagus," katanya.

Dirinya meyakini, kinerja mayoritas emiten sepanjang tahun lalu cukup memuaskan. Tito bahkan telah berkomunikasi dengan sejumlah perusahaan besar dan memastikan bahwa tidak ada arahan untuk melakukan penjualan dari investor asing. Dia menjelaskan, saat ini pasar saham di seluruh negara memang tengah terkoreksi.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…