Sumber Alfaria Suntik Modal Anak Usaha

NERACA

Jakarta – Dukung pengembangan bisnis anak usahanya, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) suntik modal anak usahanya. Meski begitu, penambahan ini tak mengubah komposisi kepemilikan AMRT dalam anak usaha tersebut. Penambahan modal ke dua anak usahanya yakni, PT Sumber Wahana Sejahtera (SWS) dan PT Sumber Trijaya Lestari (STL). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menyuntikan dana sebesar Rp7,49 miliar kepada SWS yang bergerak di bidang jasa titipan paket dan pengiriman pada 7 Februari 2018 lalu. Dengan begitu, nilai kepemilikan perseroan di SWS menjadi Rp9,996 miliar. Sementara kepada STL yang merupakan platform online Alfacart, perseroan menambah modal sebesar Rp24,987 miliar yang juga dilaksanakan pada 7 Februari 2018 sehingga nilai kepemilikan perseroan di STL menjadi Rp284,857 miliar.”Transaksi ini bukan merupakan transaksi material maupun transaksi afiliasi berdasarkan ketentuan,”kata sekretaris perusahaan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Tomin Widian.

Sebagai informasi, sampai saat ini PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk sudah mengoperasikan 13.400 gerai di seluruh Indonesia dan 32 cabang dengan mempekerjakan lebih dari 120 ribu karyawan. “Gerai Alfamart itu sekitar 4,2 juta transaksi per hari dan kami punya member 8,5 juta. Masih kecil bila dibandingkan ritel lain di luar negeri,”kata Ryan Alfons Kaloh, Direktur Marketing AMRT.

Meskipun saat ini kondisi pasar ritel masih tertekan, hal tersebut tidak membuat ciut ekspansi bisnis perseroan. Namun demikian, Ryan belum membeberkan target penambahan gerai baru di tahun ini. Yang pasti, lanjutnya, untuk gerai di luar negeri belum akan ekspansi ke negara baru. Disebutkan, jumlah gerai Alfamart di luar negeri mencapai 300 gerai di Filipina.

Selain itu, ke depan, AMRT bakal mengedepankan fungsional gerai AMRT, tidak hanya terpaku bisnis merchandising. Artinya, peran gerai milik AMRT akan menjadi one stop solution untuk beragam transaksi. Mulai dari pembelian tiket, pembayaran cicilan kendaraan bermotor, voucher listrik dan beragam transaksi lainnya. "Sekarang ada 400.000 transaksi tambahan dari non merchandise item. Jadi kami tidak perlu stok atau inventory, hanya butuh sistem untuk pembayaran atau cicilan di gerai kami," imbuhnya.

Kemudian guna mendongkrak penjualan, perseroan di tahun ini akan menyesuaikan penjualan produknya dengan lokasi gerai berada. Pasalnya, produk yang lebih relevan dengan pasar bakal memiliki dampak yang baik. "Gerai-gerai yang kami cocokkan dengan konsumen seperti Alfamart, akan disesuaikan misalnya susu Rp 200.000 itu mungkin di Jakarta bisa laku, tetapi tidak bisa dipaksakan di daerah-daerah yang lain," ujar Ryan Alfons Kaloh.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…