Analis pasar modal menilai bahwa minat investor terhadap instrumen surat utang (obligasi) korporasi masih tinggi seiring dengan imbal hasil yang ditawarkan cukup menarik. "Obligasi korporasi bisa menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan investor. Oleh karena itu, penerbitan obligasi oleh korporasi juga diperkirakan masih marak mengingat kebutuhan dana ekspansi di tengah ekonomi nasional yang sedang tumbuh,”kata senior analis PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada di Jakarta, kemarin.

Dirinya menjelaskan, minat investor terhadap obligasi salah satunya didorong oleh tingkat suku bunga di dalam negeri yang relatif rendah, sehingga investor mencari alternatif investasi yang memberikan imbal hasil lebih tinggi dan salah satunya obligasi.

Kendati demikian, lanjut dia, minat investor terhadap obligasi korporasi juga tergantung pada peringkat yang diraih oleh perusahaan penerbit. Diharapkan, dengan peringkat Indonesia yang berada pada level layak investasi, berdampak positif juga pada peringkat korporasi.

Reza Priyambada mengemukakan lembaga pemeringkat internasional diantaranya Standard & Poor's, Fitch Ratings, dan Moody's telah menyematkan peringkat Indonesia di level layak investasi. Kemarin lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) juga meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB- (triple B minus) dengan outlook positif menjadi BBB (triple B) dengan outlook stabil.”Sentimen peringkat itu dapat menjadi alasan yang kuat, terutama asing untuk masuk ke obligasi," katanya.