BI Turunkan Bunga 200 bps, Bank Hanya Turunkan 153 bps

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Transmisi penurunan suku bunga acuan 7-Days Reverse Repo Rate sejak awal 2016 hingga kini sebesar 200 basis poin, sementara itu suku bunga kredit perbankan turunnya 153 basis poin sehingga dinilai belum optimal. "Saat ini rata-rata suku bunga kredit pada angka 11,3 atau turun 153 basis poin," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Jakarta, Kamis (8/2).

Untuk penurunan suku bunga deposito pada periode Januari 2016 hingga Desember 2017 sebesar 183 bps ke angka 6,07 persen. Dengan penurunan suku bunga kredit yang belum optimal, pertumbuhan penyaluran kredit belums sesuai ekspetasi. Pada akhir 2017, pertumbuhan kredit perbankan sebesar 8,2 persen (tahun ke tahun/yoy).

Meskipun kredit melambat, Bank Sentral melihat aksi "bersih-bersih" terhadap kredit macet mulai membuahkan hasil. Hal itu terlihat dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang turun ke 2,6 persen pada akhir 2017 dari 2,9 persen pada 2016. Kemudian dilihat kesehatan permodalan bank, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan cukup kuat karena mencapai 23,2 persen. Di sisi lain, melambatnya pembiayaan dari perbankan dikompensasi dari pembiayaan di pasar modal. Penerbitan obligasi selama 2017 mencapai Rp165 triliun atau naik 42 persen.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan tren menurunnya suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate di sepanjang 2017 tidak akan merugikan perbankan. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada periode Januari hingga Juli tahun lalu, suku bunga acuan stabil di level 4,75 persen. Namun, memasuki Agustus, BI 7-day Reverse Repo Rate diturunkan menjadi 4,5 persen. Satu bulan kemudian, Agustus 2017, angkanya kembali turun menjadi 4,25 persen.

Suku bunga acuan di posisi 4,25 persen tersebut masih terus dipertahankan hingga Januari 2018. Wimboh menyatakan, memang di sepanjang tahun 2017, tren suku bunga mengalami penurunan, namun demikian, hal itu tidak lantas membuat perbankan menjadi rugi. “Bukan berarti perbankan rugi, kalau suku bunga turun, deposito turun, bisa saja marjin bunga bersihnya (NIM)-nya tetap,” ungkap Wimboh.

Tercatat, hingga November 2017 marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM) perbankan kendati dalam tren menurun, tetapi masih stabil di kisaran 5 persen. November 2017, NIM perbankan di angka 5,31 persen, lebih rendah jika dibandingkan November 2016 yang mampu mencapai 5,62 persen. Wimboh menambahkan, perbankan tidak akan merugi, sebab jika memiliki banyak nasabah akan makin menungtungkan dengan pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang besar. “Apalagi kalau bank punya banyak nasabah, bisa lebih menguntungkan karena fee based income juga besar,” pungkasnya.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyebut persaingan suku bunga kredit untuk tahun ini akan semakin ketat jika dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, saat ini sudah banyak bank-bank yang menawarkan suku bunga kredit rendah, bahkan telah menyentuh level single digit. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan tahun lalu penurunan suku bunga menjadi kewajiban yang didorong oleh otoritas. Sedangkan untuk tahun ini penurunan suku bunga menjadi keharusan karena semua bank berlomba memberikan bunga murah.

"Untuk 2018 ini sebagian besar sudah single digit, banyak korporasi yang bisa mendapatkan bunga enam hingga tujuh persen. Jadi 2018 akan ada persaingan suku bunga, ini menjadi salah satu tantangan perusahaan," ujarnya. Dirinya mencontohkan, kredit untuk segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) harusnya bisa lebih rendah. Terlebih penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang diinisiasi oleh pemerintah memberikan suku bunga hanya sebesar tujuh persen.

Meski demikian, Bank Mandiri tetap optimistis jika pertumbuhan kredit tahun ini akan lebih baik. Bahkan Bank Mandiri menargetkan penyaluran kredit perseroan akan menyentuh double digit atau di atas 10 persen. "Kita optimistis akan membaik di 2018 seiring optimisme perbaikan ekonomi. Mungkin kredit kita akan tumbuh double digit sekitar 11 sampai dengan 12 persen," jelas dia.

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…