Pasokan Beras Tak Lagi Cukup

 

NERACA

 

Jakarta - Ketua DPD Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) DKI Jakarta Nellys Sukidi dalam pernyataan di Jakarta (7/2), Rabu, menilai pasokan beras ke depan tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan. Nellys menyatakan salah satu alasan berkurangnya pasokan beras di pasaran sejak tiga bulan terakhir adalah karena makin minimnya lahan yang digunakan petani untuk menanam padi.

Kondisi tersebut didukung oleh terlambatnya upaya pemerintah untuk menyeimbangkan ketersediaan lahan dengan kebutuhan jumlah penduduk yang terus bertambah. "Dulu lahan pertanian yang ada di Cikarang itu banyak sekali. Sekarang sudah dikonversi jadi lahan non pertanian, siapa yang bertanggungjawab atas hasil itu? Kasihan petani," kata Nellys.

Dengan demikian, tidak mengherankan apabila kebijakan impor beras harus dilakukan untuk menutup kekurangan pasokan, padahal beras impor juga harus menyelaraskan harga di pasaran. Untuk itu, Nelly tidak mempermasalahkan adanya impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton untuk cadangan Bulog, karena yang terpenting impor tersebut tidak merugikan petani.

Menurut dia, impor juga dibutuhkan untuk menstabilkan harga beras karena operasi pasar yang dilakukan belum memberikan dampak optimal, karena stok di Bulog juga belum terlalu memadai. "Siapa yang jamin panen yang akan datang itu berlimpah. Kan belum tahu masih berbentuk tanaman, masih di lahan. Barang masih di sawah jangan dipandang sebagai 'buffer stock'," ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan bersama Bulog sempat melakukan operasi pasar pada akhir 2017 untuk menstabilkan harga beras yang sempat mengalami kenaikan karena tingginya permintaan. Namun, harga beras masih tetap tinggi, bahkan menjadi salah satu komponen utama penyumbang inflasi pada Januari 2018, salah satunya karena suplai yang mulai menipis.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan stok beras pada awal tahun belum menyentuh angka ideal sebanyak satu juta ton dan belum mampu untuk mencukupi kebutuhan nasional. "Kami sudah melaporkan kepada kementerian terkait sejak November kemarin soal stok beras ini. Kepada Kemenko Pererekonomian, Kementerian Pertanian, juga Kementerian Perdagangan," ujarnya.

Stok Bulog memang sudah terlihat mulai menurun sejak Desember 2017. Hingga saat ini, posisinya terus menurun dan hanya berada di angka 700 ribu ton per 4 Februari 2017. Padahal, idealnya minimal stok beras di Bulog harus di atas 1 juta ton, masih jauh lebih kecil dibanding India yang menetapkan stok harus 1,5 juta ton.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas pun mengungkapkan prediksi pesimis soal ketersediaan beras. Petani-petani di daerah sentra beras bahkan sudah tidak memiliki stok beras. Menurutnya, mayoritas gudang tani di 84 kabupaten se-Indonesia kosong, karena gabah simpanan yang petani sisihkan ketika panen, telah dijual kembali untuk modal tanam musim hujan di Oktober sampai Desember.

Harapannya, panen raya akan hadir di sekitar Maret-April untuk tahun ini. "Sekitar Januari bisa dipastikan hampir sebagian besar kosong stoknya. Mereka jadi nett consumer. Mereka mesti beli beras dari luar," ucap Dwi.

 

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…