Restrukturisasi Perusahaan - Modern Internasional Batal Bisnis Olahan Susu

NERACA

Jakarta -  Rencana PT Modern Internasional Tbk (MDRN) merambah bisnis peternakan sapi perah dan pengolahan susu sebagai diversifikasi bisnis setelah gagal mengembangkan bisnis 7-Eleven (Sevel) pada akhirnya gagal dilakukan. Hal tersebut disebabkan infrastruktur perusahaan yang rencananya akan diakuisisi belum cukup memiliki infrastruktur.”Jadi belum sepenuhnya siap untuk langsung produksi,”kata Direktur Modern International, Johannis di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, rencana perseroan memulai bisnis peternakan sapi dan pengolahan susu belum mendapatkan izin dari regulator. Perseroan menyebutkan, aksi anorganik berupa mengembangkan bisnis baru dengan mengakuisisi perusahaan sejatinya merupakan satu kesatuan dari upaya untuk keluar dari ketimpangan akibat gagalnya salah satu entitas usaha MDRN, PT Modern Sevel Indonesia dalam mengelola gerai waralaba Sevel. Jika rencana perusahaan berjalan lancar, MDRN juga bakal mendapat tambahan aset dari PT Nusantara Agri Sejati (NAS) yang dapat digunakan untuk menutupi kewajiban ke beberapa kreditur.

Awalnya, perusahaan berencana mengakuisisi PT Nusantara Agri Sejati sebagai bentuk restrukturisasi perusahaan. Namun, Johannis menyatakan, akuisisi tersebut sebenarnya tidak secara otomatis membuat kinerja perusahaan membaik tahun ini. Untuk itu, perusahaan memutuskan untuk fokus pada bisnis mesin fotokopi dan percetakan melalui anak usahanya, PT Modern Data Solusi Digital bermerek Ricoh. Dengan kata lain, bisnis itu akan menjadi penggerak utama perusahaan secara konsolidasi dari sebelumnya yang bergantung pada bisnis ritel.”Kontribusinya sekarang masih kecil sekitar 10%," imbuhnya.

Johannis melanjutkan, perusahaan telah mendapatkan restu pemegang saham untuk menjual aset lebih dari 50% sebagai bentuk restrukturisasi. Namun, sejauh ini belum ada pembeli yang serius membeli seluruh aset tersebut. Disamping itu, perseroan juga sedang negosiasi dengan para kreditur, seperti bank maupun leasing untuk memperpanjang masa jatuh tempo. “Mengacu laporan keuangan Modern International periode sembilan bulan tahun 2017, jumlah utang jangka pendek yang harus dilunasi MDRN mencapai Rp 302,48 miliar,”ujarnya.

Sementara, posisi utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun mencapai Rp 140,5 miliar. Dengan begitu total utang yang harus dilunasi perusahaan berkisar Rp 443,03 miliar. Pinjaman jangka pendek tersebut antara lain berasal dari PT Bank Permata Tbk yang mencapai Rp 23,458 miliar, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk senilai Rp 16,88 miliar, dan Standard Chartered Bank yang mencapai Rp 201,540 miliar. Adapun aset perseroan per September 2017 mencapai Rp 1,12 triliun.

Selain itu, perseroan juga mengungkapkan, masih menunggu uang jaminan kontrak (security deposit) dari 7-Eleven pusat sebesar US$5 juta atau sekitar Rp67,5 miliar (kurs Rp13.500 per dolar AS) untuk membayar uang pesangon kepada eks karyawan 7-Eleven. Kata Johannis, perusahaan telah mengikuti perintah 7-Eleven pusat untuk mencabut seluruh merek bertuliskan 7-Eleven di beberapa gerai yang belum selesai dibersihkan. Namun, perusahaan memang belum melakukan uninstall software hingga saat ini.”7-Eleven pusat meminta agar software yang masih terhubung diminta uninstall. Itu perlu waktu lama," ucapnya.

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…