Banten Alami Inflasi 0,22 Persen - Januari 2018

Banten Alami Inflasi 0,22 Persen

Januari 2018

NERACA

Serang - Provinsi Banten pada Januari 2018 mengalami inflasi 0,22 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 138,47 menjadi 138,77.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Senin (5/2), mengatakan penyumbang terbesar terjadinya inflasi pada bulan tersebut adalah beras, daging ayam ras, bensin, sewa rumah dan buku pelajaran SD.

Ia menyebutkan dari pemantauannya terhadap 417 jenis barang dan jasa di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, ditemukan 235 komoditas mengalami perubahan harga, yaitu 147 komoditas mengalami kenaikan dan sisanya 88 komoditas mengalami penurunan harga.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi selama bulan Januari 2018 antara lain semangka, ampela hati ayam, kacang panjang, pir, cabe rawit dan buku pelajaran SD. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak antara lain adalah angkutan udara, buncis, wortel, kembang kol dan tauge/kecambah.

Kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,2800 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar -0,0337 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0246 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,0207 persen; kelompok sandang 0,0107 persen; kelompok kesehatan 0,0052 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -0,1573 persen.

Soebeno mengatakan dari 109 komoditas yang ada pada kelompok bahan makanan, 101 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 62 jenis komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain beras sebesar 0,2252 persen, daging ayam ras sebesar 0,0863 persen, tomat buah sebesar 0,0110 persen, kacang panjang sebesar 0,0109 persen, pepaya sebesar 0,0102 persen dan telur ayam ras sebesar 0,0096 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: bawang merah sebesar 0,0365 persen, tauge/kecambah sebesar 0,0258 persen, bawang putih sebesar 0,0160 persen, minyak goreng sebesar 0,0155 persen, dan ikan bandeng/bolu sebesar 0,0124 persen.

Pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah pada komoditas rokok kretek sebesar 0,0104 persen, sate 0,0061 persen, air kemasan 0,0058 persen dan gado-gado sebesar 0,0034 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah kopi bubuk dengan andil -0,0029 persen dan gula pasir dengan andil -0,0022 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0337 persen. Komoditas terbesar yang menyumbang andil deflasi pada kelompok ini adalah komoditas sewa rumah dengan andil sebesar 0,0185 persen dan tukang bukan mandor sebesar 0,0105 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah bahan bakar rumah tangga sebesar -0,0101 persen, besi beton sebesar -0,0011 persen dan sabun detergen bubuk sebesar 0,0009 persen.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok sandang adalah emas perhiasan sebesar 0,0070 persen, baju muslim sebesar 0,0024 persen dan pembalut wanita sebesar 0,0008 persen. Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya celana panjang jeans sebesar 0,0003 persen, dan kemeja pendek sebesar 0,0003 persen.

Ia mengatakan dari 38 komoditas yang ada pada kelompok kesehatan, 21 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah pasta gigi sebesar 0,0024 persen, parfumcsebesar 0,0022 persen, bedak sebesar 0,0008 persen dan shampo sebesar 0,0005 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu sabun mandi sebesar 0,0006 persen, dan sikat gigi dengan andil deflasi 0,0006 persen.

“Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini memberikan andil inflasi terbesar yaitu 0,0207 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi terbesar pada bulan ini adalah buku pelajaran SD dengan andil 0,0158 persen dan buku pelajaran SMP yang memberikan andil sebesar 0,0060 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah personal komputer/dekstop yaitu sebesar 0,0039 persen Komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan adalah tarip angkutan udara dengan andil yang turun dan memberikan andil sebesar 0,1182 persen, disusul kemudian oleh angkutan antar kota sebesar 0,0556 persen dan telepon seluler dengan andil 0,0127 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil inflasi, diantaranya adalah bensin dengan andil inflasi sebesar 0,0249 persen,” kata dia. Ant

 

BERITA TERKAIT

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Pelindo Fasilitasi 3 UMK Unggulan Ikut Pameran di Luar Negeri

NERACA Jakarta - PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo berpartisipasi di ajang pameran International Food and Hotel Asia (FHA) Food…

MenKopUKM: 57th APEC SMEWG Jadi Forum Strategis Tuntaskan Tantangan UMKM

NERACA Bali – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki menyatakan forum Asia-Pacific Economic Cooperation Small Medium Enterprises Working Group…

Dishub Kota Sukabumi Tangani Puluhan Kerusakan PJU

NERACA Sukabumi - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Sukabumi menerima laporan kerusakan Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 49 aduan yang tersebar…