Berikan Acuan Bagi Investor - IBPA Terbitkan Harga Pasar Wajar Komodo Bond

NERACA

Jakarta – Besarnya respon positif investor asing terhadap instrumen obligasi global atau Komodo Bond yang dirilis perusahaan BUMN, mendorong Idonesia Bond Pricing Agency (IBPA) resmi melakukan penilaian, penetapan, dan penerbitan harga pasar wajar atas surat utang global yang diterbitkan dalam denominasi rupiah atau Komodo Bond.

Direktur IBPA, Wahyu Trenggono dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, dengan melakukan penilaian, penetapan, dan penerbitan harga pasar wajar Komodo Bond diharapkan dapat menjadi acuan bagi investor maupun pelaku pasar dalam setiap pengambilan keputusan investasi baik di pasar primer ataupun sekunder.

Dia menambahkan bahwa penilaian, penetapan, dan penerbitan harga pasar wajar oleh IBPA juga sejalan dengan komitmen untuk selalu mendukung upaya-upaya diversifkasi instrumen investasi khususnya surat utang dan sukuk di Indonesia. Saat ini, lanjutnya, di pasar sekunder terdapat dua seri Komodo Bond yang diterbitkan oleh dua perusahaan Indonesia, yaitu PT Jasa Marga (persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk.

IBPA merupakan lembaga penilaian harga efek (LPHE) yang fokus melakukan valuasi terhadap surat utang (obligasi), obligasi syariah (sukuk). Perseroan telah melakukan valuasi atas 832 seri obligasi dengan total jumlah outstanding senilai Rp3.249,21 triliun, yang terdiri dari obligasi SUN sebesar Rp2.106,74 triliun, obligasi SUN global Rp718,27 triliun, dan obligasi korporasi Rp424,20 triliun.

Selain itu, IBPA juga melakukan valuasi terhadap 14 seri efek beragun aset (EBA) dengan jumlah nominal Rp8,13 triliun, dan 106 seri medium term notes (MTN) dengan nilai nominal R[22,16 triliun. Cakupan valuasi IBPA mencapai 94,61% dari SBN dan 99,11% dari seluruh obligasi korporasi. Sebagai informasi, Komodo Bond yang dirilis PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mencatatkan kelebihan permintaan (oversusbcribed) sekitar 2,5 kali menjadi Rp13,305 triliun, dari target awal Rp5,4 triliun.

Disebutkan, kupon obligasi Komodo WIKA lebih tinggi sekitar 0,2% dari PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) yang membukukan kupon obligasi sebesar 7,5%. Direktur Keuangan WIKA, A.N.S Kosasih menyebutkan, peminat terbanyak terhadap obligasi global WIKA adalah Asia sekitar 67%, disusul Eropa dan Timur Tengah 13%, 10% dari Amerika Serikat, serta 10% investor dalam negeri Indonesia.”Hal ini menunjukkan kepercayaan para investor global yang kuat terhadap WIKA dan infrastruktur di Indonesia serta keyakinan akan prospek likuiditas Komodo Bonds. Dengan model bisnis yang terintegrasi serta profil risiko yang terdiversifikasi WIKA siap mendukung pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," ujarnya.

Dia melanjutkan, para investor global berharap lebih banyak lagi BUMN yang dapat menerbitkan instrumen investasi untuk mendongkrak likuiditas serta minat para investor global terhadap obligasi Komodo. Adapun settlement obligasi dilakukan pada 31 Januari 2018 dan didaftarkan di Bursa Efek London dan Bursa Efek Singapura.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…