Pasar Properti Lesu - Laba Lippo Cikarang Terkoreksi Tipis 9,9%

NERACA

Jakarta – Emiten properti, PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) mencatatkan pendapatan Rp 1,22 triliun pada sembilan bulan pertama tahun lalu. Pendapatan ini naik 1,97% dibandingkan dengan pendapatan LPCK di hingga akhir September 2016 yakni sebesar Rp 1,20 triliun. Meski begitu laba perusahaan properti ini turun menjadi Rp 418,09 miliar. Penurunan keuntungan mencapai 9,9% jika dibandingkan dengan laba LPCK pada periode Januari-September 2016 sebesar Ro 464,08 miliar.

Ivan Budiono, Presiden Direktur LPCK dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menuturkan, hasil kuartal ketiga 2017 kurang memenuhi harapan perseroan karena melemahnya pasar properti Indonesia pada periode tersebut. “Beberapa hal yang memicu penurunan laba adalah karena beban pokok pendapatan yang naik 14,85% menjadi 654,82 miliar. Beban pajak final juga naik 10,19% menjadi 47,46 miliar,”ujarnya.

Pendapatan dari rumah hunian dan apartemen tercatat Rp 939 miliar atau berkontribusi 76,6% pada total pendapatan. Kontribusi pendapatan dari segmen ini melonjak jika dibandingkan dengan periode Januari-September 2016 yang baru 50,55%. Selain karena memang penjualan hunian dan apartemen meningkat pesat hingga 54,53%, ada penurunan dari penjualan segmen lain. Pendapatan segmen industri dan komersial mencapai Rp 77,5 miliar, turun 80,58% dari Rp 399,02 miliar pada tahun sebelumnya.

Pendapatan recurring income LPCK tercatat Rp 209 miliar atau naik 7% dari sebelumnya Rp 195 miliar, jumlah tersebut berkontribusi 17,1% terhadap tota pendapatan. Total aset LPCK juga bertumbuh 90,8% menjadi Rp 10,8 triliun dibandingkan akhir tahun 2016 yang tercatat sebesar Rp 5,6 triliun. LPCK merupakan anak perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR). LPCK adalah pengembang kawasan perkotaan dengan luas area sekitar 3.250 hektar dan industri sebagai basis ekonomi.

LPCK telah berhasil membangun lebih dari 16.661 hunian, dengan populasi 51.250 orang dan 500.500 orang yang bekerja setiap hari di sekitar 1200 perusahaan manufaktur yang tersebar di kawasan industri Lippo Cikarang. LPCK adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp2,5Triliun atau setara US$ 183 Juta pada 26 Januari 2018.

Tahun kemarin, aksi korporasi perseroan berupa penambahan modal melalui penawaran umum terbatas (PUT) I dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue mendapatkan restu dari pemegang saham. Dana hasil aksi korporasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan, ekspansi maupun modal kerja secara konsolidasi.

Jumlah saham baru yang akan diterbitkan melalui skema HMETD itu mencapai 300 juta lembar saham. Dalam pelaksanaan rights issue tersebut, para pemegang saham Lippo Cikarang yang memiliki empat lembar saham diberikan hak untuk memesan satu lembar saham baru. Setiap pemegang saham perseroan yang tidak mengambil haknya, kepemilikan sahamnya akan terdilusi sebesar 27,04%.

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…