Pemerhati: PT Asing Akan Dapat Keuntungan Besar

NERACA

Jakarta - Pemerhati pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Said Hamid Hasan mengatakan perguruan tinggi (PT) asing akan menerima banyak mahasiswa jika beroperasi di Tanah Air.

"Perguruan tinggi asing akan mendapatkan keuntungan besar, karena di negaranya tingkat kelahiran rendah. Mereka sudah mengalami kesulitan dalam peminat dan dapat menjadi ancaman bagi eksistensi perguruan tingginya," ujar Hamid di Jakarta, sebagaimana dikutip Antara, kemarin.

Kemudian dia juga menambahkan, jika perguruan tinggi asing didirikan di Indonesia maka tersedia pasar calon mahasiswa yang berlimpah, terlebih ketika beberapa perguruan tinggi di Tanah Air, tidak mau menambah jumlah mahasiswa dengan alasan kualitas. Apalagi, lanjut dia, jumlah dosen memang dipersulit pengangkatannya dan ketersediaan fasilitas yang kurang, biaya operasional yang mahal, dan cara kerja dosen yang tidak produktif.

"Perguruan tinggi asing akan mampu berinvestasi dalam jumlah yang besar untuk dosen, fasilitas, dan cara kerja yang membangun suasana kerja produktif. Universitas asing ini akan terus berjaya, apalagi banyak anggota masyarakat yang mampu membayar," papar dia.

Program studi perguruan tinggi asing, lanjut dia, akan mengarah kepada yang praktikal dan siap kerja karena universitas asing siap membangun kerja sama yang baik dengan dunia industri, dan dunia industri akan lebih bergairah kerja sama karena program studi yang praktikal."Investasi dalam dunia industri akan lebih besar dan bervariasi. Kualitas universitas kita, jika kebijakan masih bersifat administratif-birokratis seperti sekarang, akan tetap terlena dengan apa yang sudah mereka miliki," kata dia.

Pengaruh dari kualitas pergruuan tinggi asing, jelas dia, akan sangat minim karena mereka masih berlimpah dengan calon mahasiswa dan aturan tentang dosen menghambat langkah mereka. Belum lagi pejabat universitas kita akan tetap sibuk mengurus pertanggungjawaban administrasi dan keuangan yang menyita waktu untuk berpikir dan berproduksi dalam akademik, jumlah dan promosi dosen yang terkekang oleh aturan yang lebih bersifat administrasi."Kampus-kampus di Indonesia sulit maju karena urusan administrasi ini," ujar dia.

Kemristekdikti akan membuka peluang perguruan tinggi asing untuk beroperasional di Tanah Air. Sejumlah perguruan tinggi kelas dunia menyatakan ketertarikannya untuk beroperasi di Indonesia seperti University of Cambridge, Melbourne University, Quensland, National Taiwan University, hingga sejumlah kampus di Timur Tengah menyatakan ketertarikannya.

Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan akan ada sekitar lima hingga 10 perguruan tinggi asing yang bisa beroperasi mulai pertengahan 2018. Perguruan tinggi asing, lanjut Nasir, bisa beroperasional di Tanah Air dengan beberapa persyaratan yakni kerja sama dengan perguruan tinggi di Tanah Air, lokasinya sudah ada dan ada ketentuan program studi prioritas. Ant