Tawaran Dual Listing Luxembourg - BEI Bilang Banyak Daya Tarik Pasar Dalam Negeri

NERACA

Jakarta – Memiliki potensi pasar yang cukup besar dan nilai kapitalisasi pasar saham yang terus tumbuh, menjadi daya tarik kebanyakan perusahaan pasar modal asing untuk bekerjasama. Hal inilah yang menjadi tawaran Luxembourg untuk mengajak dual listing terhadap PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut disampaikan Direktur Utama BEI, Tito Sulistio di Jakarta, kemarin.

Menurut Tito Sulistio, bursa Luxembourg sebenarnya tidak terlalu besar. Tapi, dia negara dengan GDP nomor dua terbesar di dunia. Disebutkan, ada keunikan perusahaan di Indonesia yang mungkin menjadi daya tarik bagi Luxembourg. Dirinya mencontohkan, Indonesia punya beragam perusahaan dengan berbagai produk yang prospektif. Mulai dari makanan seperti bakmi, motor, tekstil , dan produk lainnya, baik yang dijual skala domestik maupun ekspor.

Lanjut Tito, Luxembourg memiliki keunggulan dalam instrumen obligasi. Dimana mereka juga punya green exchange. Obligasi Luxembourg itu belasan ribu dan mereka kuat sekali dalam bond. Jika nantinya Indonesia menjalin kerajasama dengan Luxembourg, Tito meyakini akan ada kemudahan bagi perusahaan untuk dual listing.

Sementara ini, Tito mencatat, di BEI ada dua perusahaan yang berencana melakukan dual listing. Menurutnya, masing-masing perusahaan punya kapitalisasi pasar di atas Rp 25 triliun atau di atas US$ 1 miliar. “Market cap medium ke atas biar bisa bersaing di luar,” ujarnya.

Menurut Tito, perusahaan berhak menentukan negara pilihan untuk dual listing nantinya. Hanya saja, dia menyarankan untuk dual listing di Euronext. Hal ini mengingat beberapa pertimbangan seperti perbedaan zona waktu, aturan Indonesia yang mirip dengan Belanda, hingga ukuran market. Asal tahu saja, BEI saat ini sedang melakukan penjajakan dengan bursa di negara lain agar bisa melakukan dual listing. Rencana ini diharapkan bisa terlaksana pada tahun ini.

Kata Tito, saat ini, pihaknya sedang melakukan pendekatan dengan salah satu bursa di negara lain untuk mempermudah perusahaan Indonesia bisa masuk ke papan bursa negara lain, dan begitu pula sebaliknya. "Insya Allah kita bisa listingkan satu saham kita di satu negara," ujar Tito.

Namun, dirinya masih enggan menyebutkan negara yang akan diajak bekerja sama untuk dual listing ini. Yang jelas, negara tersebut akan memiliki zona waktu yang berbeda jauh dengan Indonesia. "Jadi saat BEI sudah tutup perdagangan, saham yang dual listing tadi masih bisa diperdagangkan di negara lain di waktu yang berbeda,"jelasnya.

Meski belum mau menyebutkan negara mana yang sedang dijajaki, Tito mengaku negara tersebut bukan Amerika Serikat (AS). Hal tersebut lantaran adanya perbedaan hukum yang dianut antara AS dan Indonesia, sehingga membuat dual listing dianggap kurang menarik dilakukan di Negeri Paman Sam tersebut.

Lanjut Tito, agar perusahaan Indonesia bisa tercatat di New York Stock Exchange, misalnya, harus melalui American Depository Receipt (ADR). ADR merupakan sertifikat yang diterbitkan oleh bank AS yang mewakili sejumlah saham perusahaan dari negara lain untuk bisa diperdagangkan di bursa AS. "Dengan cara begitu, artinya emiten kita terdaftar di bursa AS, tapi atas nama perusahaan lain yang memiliki sahamnya tersebut. Cara seperti itu seringkali dianggap kurang menarik bagi investor lantaran mereka lebih senang memegang saham perusahaan itu langsung dibanding lewat perwakliannya," papar Tito.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan, pihaknya menerima tawaran dual listing dari Luxembourg. Meski demikian, dia belum bisa menjabarkan lebih detail soal tawaran tersebut.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…