Apa Dampak Asian Games Bagi Ekonomi Indonesia?

 

NERACA

 

Jakarta – Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam pagelaran olahraga se Asian yaitu Asian Games 2018 yang akan dibuka secara resmi pada 18 Agustus 2018 di Jakarta dan Palembang. Lalu, apa saja dampaknya bagi ekonomi Indonesia dalam ajang lima tahunan ini?. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tengah menyiapkan kajian terkait dampak ekonomi dari gelaran Asian Games tahun ini dimana Indonesia bertindak sebagai tuan rumah.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, kajian dampak ekonomi dari suatu kegiatan perlu dilakukan untuk mengukur seberapa besar dampak kegiatan tersebut berdampak kepada ekonomi domestik tidak hanya dari sisi finansialnya saja.

"Kita mendesain yang disebut 'economic impact'. Orang bisa hitung misalnya 'financial impact', itu tidak selalu susah tapi yang susah itu 'economic impact'. 'Economic impact' ini kan sifatnya multi sektor, bisa lari ke pariwisata, bisa ke produksi industri kecil, bisa ke 'income' yang dinikmati masyarakat sekitar maupun dampak terhadap ekonomi lokal di Jakarta, Bali, ataupun Sumsel," ujar Bambang usai menjadi pembicara kunci dalam peluncuran Indonesia Bureau of Economic Research (IBER) di Jakarta, Jumat (26/1).

Menurut Bambang, melakukan kajian dampak ekonomi dari suatu gelaran, tidak hanya Asian Games, harus dibiasakan sehingga menjadi jelas tujuan dari dilaksanakannya gelaran tersebut terutama dari sisi ekonomi. Ia juga mencontohkan pada tahun ini di Indonesia akan digelar pertemuan tahunan International Monetary Fund dan World Bank, juga perlu dikaji dampak ekonominya.

"Kita harus bisa buat hitungan karena itu praktik yang sudah biasa dilakukan di luar negeri. Waktu London Olympic, Rio de Janeiro Olympic, mereka bikin 'economic impact'. Jadi ini hal yang biasa dan kita harus mulai biasakan," kata Bambang.

Bambang menuturkan, Bappenas kini tengah mempersiapkan model ekonomi untuk menganalisis dan menggambarkan dampak ekonomi dari suatu gelaran. Bappenas juga akan melakukan survei untuk memperoleh datanya dan juga survei terhadap masyarakat yang merasakan dampak dari Asian Games. "Ini lagi persiapan. Sebelum event ada perkiraan dampaknya berapa, nanti sesudah event ada laporan yang lebih jelas mendekati aktual," ujar Bambang.

Ia berharap dengan adanya model ekonomi yang dibuat oleh Bappenas tersebut, ke depannya dapat menjadi masukan bagi penyelenggara agar dampak ekonomi yang dihasilkan dari suatu gelaran dapat menjadi lebih luas. Kajian dampak ekonomi ini juga diharapkan bisa jadi cikal bakal untuk penyelenggaraan kegiatan lainnya di Indonesia.

"Misalnya, oh 'impact'-nya numpuk di sektor A, padahal ada sektor B yang lebih melibatkan UMKM. Berarti ke depan, setiap ada event, tidak harus sebesar Asian Games, harus jelas UMKM bisa terlibat dimana. Ini yang mau kita lakukan," kata Bambang.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menyebutkan, salah satu faktor penentu dalam peningkatan ekonomi di Jakarta adalah perhelatan Asian Games. "Asian Games 2018 (faktor) yang sangat besar menggenjot pertumbuhan ekonomi Jakarta," kata Sarman. Sarman menjelaskan, Asian Games 2018 akan menghadirkan perwakilan 45 negara yang berpartisipasi pada ajang tersebut.

Mulai dari sekitar 10.000 atlet berikut official, 5.000 awak media internasional, 20.000 sukarelawan, 200.000 suporter dari masing-masing negara, hingga 3 juta penonton baik dari dalam maupun luar negeri. Dari pelaksanaan Asian Games 2018 selama 15 hari, Sarman memprediksi omzet berbagai tempat, mulai dari penginapan, sentra kuliner, pusat perbelanjaan, hingga pendapatan di sektor transportasi akan meningkat tajam.

Juga yang tidak kalah penting adalah pemasukan dari penjualan suvenir yang didasarkan pada kegiatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Pelaku UKM dan IKM diharapkan dapat memanfatkan momen Asian Games ini untuk bangkit dan menaikkan omzetnya," tutur Sarman. Faktor lainnya adalah Pilkada serentak tahun depan. Meski pelaksanaan Pilkada tidak terjadi di Jakarta, namun dianggap tetap mendorong kegiatan ekonomi. Hal itu dikarenakan banyaknya pusat pemesanan atribut kampanye yang berpusat di Jakarta.

Sedangkan faktor berikutnya adalah penyerapan anggaran yang lebih baik di bawah kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Sarman berharap, Anies dan Sandi bisa mendorong penyerapan anggaran secara merata sepanjang 2018 agar dapat menstimulus pertumbuhan di sektor lainnya. Dari catatan Sarman, tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2013 di Jakarta masih 6,11 persen. Memasuki tahun 2014 turun menjadi 5,95 persen, lalu tahun 2015 sebesar 5,88 persen. Bahkan tahun 2016 merosot menjadi 5,88 persen dan tahun 2017 diperkirakan sekitar 5,9 persen, tidak mampu menembus 6 persen.

BERITA TERKAIT

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival

Menyelamatkan Pangan, LG Inisiasi Better Life Festival NERACA Jakarta - Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), setiap tahun ada 23-48…

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…