Oleh: Fauzi Aziz

Pemerhati Masalah Ekonomi dan Industri

Mengapa harus rebalancing?. Jawabannya  mudah sekali karena kita sangat membutuhkan balancing atau karena kita memerlukan adanya harmonisasi. Keseimbangan dalam kehidupan ini penting agar neraca kehidupan tidak dibebani oleh besarnya faktor liabilitas yang membengkak akibat lingkungan sosial dan lingkungan hidup yang rusak akibat pembangunan ekonomi dan terjadinya revolusi industri dimana-mana di berbagai belahan dunia. Dikatakan liabilitas karena kerusakan pada dasarnya adalah utang yang harus dibayar.

Karena itu, setiap pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan harus dicadangkan sebagian untuk membiayai lingkungan sosial, dan lingkungan hidup yang rusak. Berarti kita membutuhkan selain lingkungan ekonominya harus baik, demi pertumbuhan ekonomi, kita juga memerlukan lingkungan sosial yang sehat untuk perbaikan mutu kehidupan, dan lingkungan hidup yang asri lestari.

Ketiga lingkungan ini memerlukan sebuah kondisi yang kurang lebih sama, yakni sehat dan kondusif. Lingkungan ekonomi memerlukan standar investment grade yang tinggi, cost doing business yang rendah, kepastian hukum, dan pasar yang tidak distorted. Pendek kata memerlukan energi positif yang besar untuk menggerakkan ekonomi. Lingkungan sosial sangat membutuhkan sistem pendidikan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas karena untuk menggerakkan ekonomi memerlukan kualitas pendidikan dan kesehatan yang paripurna.

Selain itu juga membutuhkan sistem jaring pengaman sosial yang baik. Sementara itu, lingkungan hidup memerlukan treatment sendiri yang membutuhkan proses edukasi berkelanjutan, membutuhkan sistem teknologi dan proses produksi yang ramah lingkungan untuk mencapai standar kualitas lingkungan hidup yang paling tinggi.

Rebalancing pada ketiga ekosistem tersebut harus dibangun untuk menciptakan titik keseimbangan baru yang kita butuhkan. Lagi-lagi, kita mau tidak mau akan dihadapkan pada persoalan yang berkaitan dengan kualitas kepemimpinan dan manajerial skill karena ketiga isu lingkungan tersebut memerlukan penanganan yang baik, dan memenuhi berbagai persyaratan standar yang diakui secara internasional.

Belief or not bahwa pada fakta yang ada ketika kita bicarakan ketiganya secara bersamaan dalam satu siklus perputaran terjadi tarik ulur karena visi, misi dan kepentingannya berbeda. Lebih lanjut, pada ujungnya akan menimbulkan dilema dan trade off yang secara garis besar isunya sudah umum kita ketahui. Misalnya dilema dan trade off pertumbuhan versus pemerataan. Dilema dan trade off pertumbuhan versus pembangunan berkelanjutan. Keseimbangan sektoral versus kepincangan sektoral. Ekonomi pasar bebas versus ekonomi pasar sosial, atau ekonomi terpimpin. Yang lain adalah dilema dan trade off kesempatan kerja yang tinggi versus inflasi yang tinggi. Pemilikan swasta versus pemilikan negara. Modal asing versus memulai dengan kemampuan sendiri, dan sebagainya.