NERACA

Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk akan menerbitkan obligasi dan bisa dikonversi untuk memperkuat modal (convertible bond) senilai Rp500 miliar guna memenuhi syarat rencana pemulihan (recovery plan) yang diminta Otoritas Jasa Keuangan terhadap bank berdampak sistemik. "Untuk memenuhi kewajiban 'recovery plan', maka kami berencana menerbitkan obligasi konversi di 2018," kata Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo di Jakarta, Kamis (25/1).

Bank yang memelihara aset total Rp1.126 triliun itu akan memasukkan rencana penerbitan "convertible bond" atau obligasi koversi ke OJK. Haru menjelaskan BRI mematok nilai obligasi konversi sebesar Rp500 miliar karena Rasio Kecukupan Modal Inti (Capital Adequacy Ratio/CAR) BRI sudah relatif tinggi di 21-22 persen. Dengan obligasi konversi ini, BRI juga ingin memenuhi syarat permodalan Basel III.

"Sesuatu surat berharga yang bisa 'right down' atau yang bisa mengkonversi menjadi aset 'tier II' tanpa delusi," ujar dia. Ketentuan terkait penerbitan obligasi konversi diwajibkan bagi bank sistemik. Ini sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14/POJK.03/2017 tentang Rencana Aksi bagi Bank Sistemik.

Dalam POJK itu, batas akhir bagi bank sistemik dalam menerbitan obligasi yang dapat dikonversi menjadi modal adalah hingga akhir tahun 2018 ini. Kewajiban kepemilikan instrumen utang tersebut harus dipenuhi paling lambat 18 bulan sejak rencana aksi diterima oleh regulator. Obligasi konversi diharapkan memperkuat ketahanan permodalan bank sistemik. Hal ini untuk mengantisipasi risiko krisis baik dari faktor internal maupun eksternal.