Refinancing Utang Bank - Sawit Sumbermas Rilis Obligasi US$ 300 Juta

NERACA

Jakarta – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) mencari pendanaan di pasar lewat penerbitan obligasi global senilai US$300 juta. Obligasi global ini diterbitkan entitas usaha perseroan, yakni SSMS Plantation Holding Pte, Ltd. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, surat utang global yang dirilis memiliki kupon bunga sekitar 7,75% dan jatuh tempo pada 2023. Pembayaran bunga dilakukan setiap enam bulan mulai 23 Juli 2018 dan berakhir pada 23 Januari 2023. Surat utang tersebut dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa Efek Singapura pada 24 Januari 2018.

Adapun penggunaan dana hasil penerbitan surat utang untuk keperluan pembiayaan kembali utang bank jangka panjang. Asal tahu saja, di kuartal tiga 2017, PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 628,15 miliar. Angka tersebut naik 87,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Yakni sebesar Rp 335,13 miliar. Sementara dari sisi topline, SSMS membukukan pendapatan sebesar Rp 2,38 triliun. Capaian ini naik 36,87% dibandingkan dengan periode sebelumnya yakni Rp 1,74 triliun.

Kata Direktur Keuangan SSMS, Nicholas Whittle, kenaikan ini didorong oleh kenaikan volume produksi. Dia juga menambahkan bahwa SSMS telah mempertahankan marjin kotor, marjin operasi, dan marjin bersih pada tingkat 54,2%, 36,9%, dan 26,5%. Dimana pencapaian ini, suatu peningkatan yang signifikan dari tahun 2016. Pertumbuhan SSMS didorong oleh profil perkebunan. Di mana sebagian besar terdiri dari pohon kelapa sawit (PKS) muda dengan rata-rata perumbuhan yang tinggi. Pada September 2017, SSMS memiliki rata-rata hasil Tandan Buah Segar (TBS) 14,6 MT/Ha. Padahal, pertumbuhan rata-rata industri yakni 13,5 MT/Ha.

Hal ini juga memungkinkan SSMS untuk mencatat produksi TBS hingga 938.025 MT pada rentang waktu yang sama, atau naik 37,1% dari tahun lalu. "Profil tersebut, didukung oleh praktik manajemen terbaik untuk meningkatkan produktivitas, telah menempatkan SSMS sebagai salah satu perusahaan kelapa sawit dengan hasil panen tertinggi di Indonesia," kata Whittle.

Pada saat yang sama, SSMS mengelola 97.335 Ha lahan. Saat ini, SSMS baru menanami seluas total 70.840 Ha yang tersebar di seluruh Kalimantan Tengah. Komposisi tersebut mencerminkan masih besarnya potensi produksi SSMS di tahun-tahun berikutnya. Sejalan dengan pertumbuhan produksi TBS, perusahaan juga mencatat jumlah produksi CPO yang tinggi sebesar 262.356 MT per September 2017, meningkat 36,5% yoy. SSMS mencapai angka ini dengan tingkat penggunaan pabrik kelapa sawit sebesar 56%.

Oleh karena itu, masih ada potensi untuk pertumbuhan produksi yang lebih besar ke depannya.”Kami optimis dapat membantu memenuhi lonjakan kebutuhan minyak kelapa sawit secara global, yang sebagian besar didorong oleh meningkatnya permintaan pangan di Asia terutama Tiongkok dan India,”tuturnya.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…