Kekurangan Gizi Sebabkan Kerugian Capai Rp300 triliun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta – Tercatat hampir sembilan juta anak di Indonesia yang berusia dibawah usia lima tahun mengalami pertumbuhan yang tidak maksimal ayau stunted. Hal itu disebabkan karena kekurangan gizi kronis. Dengan angka tersebut, Indonesia menempati peringkat ke lima di dunai sebagai negara yang anak balitanya mengalami kekurangan gizi. Bahkan, akibat kekurang gizi tersebut, Indonesia mengalami kerugian hingga mencapai Rp300 triliun.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef0 Enny Sri Hartati menyebutkan bahwa angka stunting yang tinggi dapat merugikan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Mengutip dari studi Grantham McGregor, anak yang mengalami stunting berpotensi memililiki penghasilan lebih rendah 20% dibandingkan anak yang tumbuh secara optimal.

“Disamping itu, UNICEF juga memperkirakan stunting juga bisa menyebabkan pendapatan domestik bruto merosot hingga 3%, sedangkan analisis dari Qureshy pada 2013 menyebutkan bahwa stunting dapat merugikan Indonesia hingga mencapai Rp300 triliun setiap tahunnya,” ungkap Enny dalam diskusi dengan tema mencegah stunting meningkatkan daya saing bangsa, di Jakarta, Rabu (24/1).

Pemerintah Indonesia juga melakukan berbagai usaha untuk dapat menurunkan tingkat stunting pada anak Indonesia. Pemerintah menargetkan turunnya prevalansi stunting pada anak dibawah umur 2 tahun dari 37% di 2013 menjadi 28% di 2019. Menurut Pakar Gizi dan Dewan Pembina Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI) Fasli Jalal, waktu melihat soal gizi, ternyata Indonesia berada bersama dengan Kamerun. "Ternyata kita berada di masalah ini. Terutama dari gagal tumbuh, ini dari kurang gizi kronis," papar Fasli Jalal.

Masih menurutnya, pada awalnya untuk tumbuh kembang anak hanya terukur dari berat badan dan tinggi badan. Namun, belakangan, hal itu tidak lagi menjadi ukuran. Karena, perkembangan otak sangat berpengaruh untuk anak. “Sekarang 10 tahun belakangan, ilmu otak berkembang. Sekarang bukan terukur dari berat badan. Ini tentang pertumbuhan sel otak. Sekarang kita lihat pertumbuhan otak dengan MRA. Ini baru 15-20 tahun. Sekarang PBB tidak lagi melihat dari berat badan. Kita lihat dari scaling malnutrition (Sun) fukus pada 1000 hari pertama kehidupan. Perhatikan tumbuh kembang anak dengan cara perhatikan pertemuan sel telur dengan sperma, kehamilan ibu, hingga perkembangan bayi,” papar Fasli Jalal.

Ini baru gerakan 7 tahun. Indonesia melihat ini dengan mengeluarkan Perpres percepatan perbaikan gizi. Ketika anak mengalami stunting, maka ada beberapa aspek yang tidak berkembang di dalam tubuhnya. Ini akan berakibat panjang dalam kehidupan seorang anak. “Otak tidak berkembang, potensi produksi terganggu, berisiko terjangkit penyakit degenaratif seperti penyakit diabetes, jantung, stroke,dan lainnya. Saat masih anak - anak, mereka sulit berpikir, telat tanggap, tidak fokus belajar," tambahnya.

Kenapa stunting ini muncul? Dari PBB itu menjelaskan, tidak cukupnya asupan makanan pada anak. Mungkin makanan sudah ada di rumah, namun tidak masuk ke dalam anak. "Mungkin makanan yang banyak, tetapi orangtuanya yang tidak perhatian. Kemudian, ibu tidak memperhatikan, karena pembantu malas memberikan makanan. ketika anak tidak mau, malah dikasih makanan manis. Jadi, ketahanan pangan tidak sampai di rumah," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Arus Balik Lebaran 2024, Pelita Air Capai On Time Performance 95 Persen

NERACA Jakarta – Pelita Air (kode penerbangan IP),maskapai layanan medium (medium service airline), mencapai rata-rata tingkat ketepatan waktu penerbangan atau on-time…

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace

UMKM Indonesia Bersaing di Tingkat Dunia Lewat Marketplace NERACA  Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia

Moody's Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia  NERACA Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan peringkat kredit atau Sovereign Credit Rating Republik…