Danai Ekspansi Bisnis - BLZT Kantungi Pinjaman Rp 2,1 Triliun

NERACA

Jakarta - CJ CGV Co. Ltd selaku induk usaha PT Graha Layar Prima Tbk (BLZT), bertindak sebagai penjamin atas fasilitas pinjaman yang peroleh emiten yang bergerak di bidang jasa pariwisata senilai Rp2,159 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, CJ CGV selaku pemilik 51% saham BLZT bertindak sebagai penjamin kewajiban keuangan dan liabilitas perseroan kepada tiga kreditur, dengan biaya jaminan sebesar 0,3% pertahun dari total seluruh pinjaman. Sehingga nilai jaminan fasilitas pinjaman itu mencapai Rp1.065.231.040,54.

Untuk diketahui, BLZT telah mendapatkan fasilitas kredit dari Citibank N A senilai USD10 juta dengan nilai tukar USD1 setara Rp13.288, dari PT Koexim Mandiri Finance senilai Rp27 miliar dan dari The Export-Import Bank of Korea senilai KRW 17 miliar dengan nilai tukar KRW 1 setara dengan Rp12,49. Rencananya, fasilitas pinjaman itu akan digunakan untuk pengembangan usaha, seperti pembangunan bioskop baru dan renovasi bioskop.

Sebagai informasi, tahun ini perseroan bakal meresmikan 16 bioskop baru dan diantaranya berada di Surabaya dan Gresik. Bernard Kent Sondakh, Direktur Utama BLTZ pernah mengatakan, tahun ini perseroan makin ekspansif menambah jumlah bioskop CGV Blitz dengan konsep kerjasama dengan developer atau pusat perbelanjaan dibandingkan membuka gedung bioskop sendiri. Sehingga, kebutuhan investasi tiap bioskop akan bergantung dengan harga sewa bangunan. "Harga di mal dan supermarket pasti beda. Yang termurah sekitar Rp 30 miliar. Paling mahal sekitar Rp 40 miliar,"ujarnya.

Sehingga, untuk penambahan 16 bioskop, BLTZ harus menyiapkan dana belanja sekitar Rp 480 miliar hingga Rp 640 miliar. Dirinya juga yakin bisa membuka 20 bioskop lagi pada 2019 mendatang. Adapun satu lokasi bioskop akan terdiri empat sampai enam layar pertunjukan. Dengan kata lain, tahun ini BLTZ akan membentangkan sekitar 64 hingga 96 layar bioskop. Ekspansi itu akan menambah jumlah layar yang telah dimiliki BLTZ. Saat ini BLTZ telah memiliki 240 layar bioskop yang tersebar di beberapa kota di Indonesia.

Untuk memberi nilai tambah, BLTZ juga melengkapi bioskop dengan gerai makanan dan minuman. Tak hanya itu, BLTZ juga berencana melengkapi site bioskop dengan coffee shop. Selain menambah jumlah bioskop, BLTZ juga berencana melakukan aksi korporasi untuk memenuhi ketentuan jumlah minimum saham beredar atau free float. Namun, Bernard belum bisa merinci aksi korporasi apa yang akan dilakukan untuk memenuhi kewajiban itu. "Nanti akan dibahas bersama dengan pemegang saham dalam RUPS bulan April," imbuh dia.

Rencananya, pelaksanaan aksi korporasi untuk pemenuhan free float akan dilakukan pada Juni 2018 hingga Desember 2018. Sebelumnya, BLTZ mendapat peringatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memenuhi ketentuan minimum saham publik. Ini karena saham BLTZ mengalami perubahan sejak perusahaan asal Korea Selatan menginjeksi dana segar pada BLTZ.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…